No Other

795 124 22
                                    

Waktu menunjukkan pukul 13.00 KST, masih ada dua jam sebelum pelajaran terakhir berakhir. Semua siswa yang berada di kelas 12-A tampak tegang antara pelajaran yang diajarkan dan guru yang mengajar. Tetapi tidak seperti halnya Bae Jinyoung yang sedari tadi menguap dan menyangga kepalanya dengan tangannya. Rasa kantuk sudah mulai menyerang dan jinyoung mulai tergoda.

Ia berusaha untuk tetap fokus memperhatikan Kim saem yang mejelaskan tentang salah satu bab yang ada di mata pelajaran matematika meskipun ia sendiri sudah mengetahuinya karena sebelumnya ia sudah mempelajarinya sebelum Kim saem menjelaskan.
bosan, hahhh.’ Batin jinyoung.

Lalu ia menolehkan kepalanya ke arah kanan dan menemukan sesuatu yang bisa mengusir rasa kantuknya.
Park jihoon yang duduk disebelahnya dengan berbagai ekspresi yang ia tunjukkan karena mata pelajaran yang ia ketahui sangat tidak disukai kekasihnya ini. Ya benar, park jihoon adalah kekasihnya sejak mereka duduk di bangku awal senior high school.

Jinyoung tersenyum di saat ia melihat ekspresi kebingungan dari kekasihnya ini. ‘ya tuhan kenapa kau menciptakan makhluk seimut dia ?sungguh menggemaskan.
Jinyoung masih memperhatikan kekasih imutnya ini dan tak mendengarkan penjelasan Kim saem yang membosankan, menurutnya. Dengan satu tangan yang menyangga kepalanya dan tangan yang lain sedang memegang pensil di atas meja danjangan lupakan senyuman tampan yang ada di kedua belah bibirnya.

Sedangkan jihoon, ia masih berusaha fokus dengan penjelasan Kim saem meskipun tak ada satu pun yang bisa ia pahami. Ia memasang kedua telingan dan matanya untuk selalu fokus tetapi sepertinya ada yang mengganggu konsentrasinya.

Ia menolehkan kepalanya menghadap ke arah jinyoung yang sedari dari menatapnya.

Kedua matanya melotot dan mulutnya membentuk suatu kata tanpa suara ‘mwo ?’

Jinyoung membalasnya dengan sebuah gelengan kecil.

Jihoon masih menatap kekasih tampannya ini, ia sudah terlanjur penasaran kenapa jinyoung menatapnya seperti itu. ‘kau aneh.’ Ucapnya tanpa suara.

kau cantik.’ Balas jinyoung yang langsung dihadiahi sebuah semburat kemerahan di pipi gembil jihoon. Dan jinyoung semakin melebarkan senyumannya melihat semburat manis di pipi kekasihnya ini.

Lalu ia meletakkan pensil yang sedari tadi ia pegang dan ia beralih mengambil tangan kiri jihoon yang berada di atas meja. Melatakkannya di bawah meja sambil menautkan kedua tangan.

Pipi gembil jihoon semakin memerah saat tangan kirinya di genggam oleh jinyoung. Dan jangan lupakan detakan jantungnya yang berdetak tak normal sekarang karena perlakuan mendadak jinyoung.

Keduanya tersenyum sampai akhirnya sebuah panggilan membuyarkan kegiatan lovely dovey mereka.

“park jihoon-ssi.”

Itu suara yang membuat jihoon langsung menegakkan tubuhnya dan melepaskan genggaman tangan jinyoung. “ne, saem ?”

“coba kau kerjakan soal nomor 5 di papan.”

Kedua matanya melotot dan mulutnya sedikit terbuka. “sekarang saem ?”

“sekarang atau tidak sama sekali kau mengikuti pelajaran saya ?”

mati kau park jihoon.’ Batin jihoon.
Dengan berat hati ia mulai berdiri dan berjalan menuju papan tulis dengan puluhan soal disana. Jantung jihoon berdetak tak karuan sekarang, bukan karena perlakuan jinyoung tadi. Kini karena perintah dadakan Kim saem yang menyuruhnya untuk mengerjakan satu soal di hadapan semua teman-temannya dan kekasihnya.

Dan sepertinya ia mengetahui kenapa ia bisa dipanggil Kim saem. Jihoon mengambil spidol dengan kasar dan mengumpat dalam hati ‘ini semua karenamu kepala kecil, awas kau.’ Ucap jihoon dalam hati saat ia melirik jinyoung yang tengah menyembunyikan kekehannya di balik bangkunya.

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang