Signal

725 97 44
                                    

"ahh ternyata dia disana." Jihoon berjalan mengendap-endap di salah satu lorong yang dipenuhi oleh buku di samping kanan dan kirinya. ia mencoba untuk melangkah lebih dekat lagi agar ia bisa leluasa melihat'nya' yang sedang duduk sambil membaca buku di tengah ruangan. Jihoon tersenyum saat ia berhasil mencapai tempat yang sudah menjadi targetnya.

Jihoon berdiri disana dengan berpura-pura sedang melihat-lihat buku yang ada di depannya tetapi matanya tak berhenti memandang pujaan hatinya itu. Jihoon masih saja memandang pujaannya itu sampai akhirnya ia terkejut karena ..

"kau tidak mau duduk ? sini, kau bisa duduk disini."

Jinyoung berbicara dengannya. otomatis Jihoon langsung mengangguk salah tingkah dan dengan gugup ia mengambil buku apapun lalu ia berjalan ke arah meja dan kursi yang menjadi tempat membaca.

dan Jihoon memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang tidak terlalu jauh dari posisi pujaan hatinya itu hanya berjarak empat kursi dari yang ditempati pujaan hatinya. dengan gugup Jihoon duduk lalu membuka buku yang ia ambil.

hening. bukan hanya karena ini perpustakaan tetapi ia juga tidak ingin ketahuan kalau dia sedang memperhatikan lelaki tampan yang duduk empat kursi darinya.

"Jihoon-ah."

detak jantung Jihoon berdetak dengan cepat. 'dia tau namaku ?' batin Jihoon.

Jihoon salah tingkah setelah itu, ia menolehkan kepalanya gugup ke arah pujuaan hatinya itu.

"ne ?"

detakan jantungnya semakin cepat saat ia melihat senyuman tampan dari sang pujaan hati.

"apa kau bisa membaca dengan buku terbalik seperti itu ?"

langsung saja Jihoon melihat buku yang ia pegang saat ini, dan betapa bodohnya dia kalau yang diucapkan pujaan hatinya itu benar, bukunya terbalik. Jihoon merutuki kebodohannya dengan menutupi wajahnya yang ia yakin berubah menjadi tomat merah segar dengan buku. lalu ia kemudian berdiri dari duduknya, membungkuk sebentar lalu pergi meninghalkan pujuaan hatinya itu dengan rasa malu yang luar biasa.

'ahh bisa-bisanya kau park Jihoon bodoh.' batin Jihoon.
.
.
.
di dalam hati Jihoon sangat bersyukur, ia bisa satu kelas dengan Jinyoung meski tak harus duduk dalam satu bangku tetapi itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Jihoon.

buktinya seperti sekarang, Jihoon memandangi Jinyoung yang duduk di depannya walaupun berbeda deret dan itu sangat membantu Jihoon agar bisa melihat Jinyoung tanpa harus membuat tulang dan ototnya pegal.

Jihoon tersenyum saat Jinyoung tertawa karena lelucon Kang saem yang sedang menceritakan sesuatu dalam bahasa inggris yang tidak bisa dipahami oleh otaknya jadi Jihoon hanya diam, mendengarkan sambil memandang Jinyoung.

"okay, now you must answer this question. i will call a student one by one to answer. let's start !"

Kang saem mulai mencari siswa yang akan ia suruh ke depan untuk mengerjakan soal yang sudah ditulis di papan tulis.

"okay, Park Jihoon."

"Jihoon-ah.. Jihoon-ah." hyeongseob menyenggol lengan Jihoon agar ia tersadar dari tingkah bodohnya ini.

"Park Jihoon." teriak Kang saem.

"ne ?" akhirnya Jihoon tersadar. ia menengakkan tubuhnya dan melotot ke arah Kang saem,terkejut.

"answer question of number 3."

"hah ?"

hyeongseob mengggeleng-gelengkan kepalanya, "kamu disuruh maju buat ngerjain soal nomer tiga Jihoon." ucap hyeongseob.

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang