Love

447 87 35
                                    

Ini lanjutan tbc nyaa yaa ^^
Gw up aja deh, gak tega sama reader-nim yang votement hehe




"Oke latihan hari ini selesai. Kalian sudah banyak perkembangan hari ini dan saya bangga akan hal itu. Baiklah sampai ketemu minggu depan, silakan pulang dan hati-hati di jalan."

"GAMSAHAMNIDA JINYOUNG SEONGSAENIM."

Jinyoung tersenyum, melihat para muridnya bersiap-siap untuk pulang dan setelah dirasanya sudah selesai semuanya, Jinyoung mulai merapikan alat-alatnya.

"Permisi, Jinyoung saem."

Jinyoung yang sedang merapikan mejanya, menolehkan kepalanya ke arah belakang dan ia melihat salah satu muridnya berdiri tak jauh darinya.

"Iya ada apa Jihoon-ah? ada yg bisa saya bantu ?"

Jinyoung menatap Jihoon yang menunduk. Tiba-tiba entah dapat dorongan darimana tangan kanan Jinyoung terangkat dan jari telunjuknya ia gunakan untuk memegang dagu Jihoon sehingga wajah Jihoon bisa terlihat jelas olehnya.

Kedua mata Jihoon membulat lucu dan kedipan mata yang berulang kali membuat Jinyoung tersenyum gemas kepada salah satu muridnya ini.

"Kalau kau ingin berbicara, tatap mata orang yang kau ajak bicara."

"Ne, maafkan saya saem."

"Lalu apa yang ingin kau katakan ?"

Jinyoung menunggu yang akan diucapkan Jihoon sembari memperhatikan wajah manis muridnya ini.

Tunggu ? manis ? Ya Tuhan, apa yang kau pikirkan Jinyoung, batinnya.

"Begini saem, kan saya waktu itu bilang kalau saya ingin bisa memainkan satu lagu untuk ulang tahun ibu saya dan ini sudah minggu kedua tetapi saya masih belum bisa dan juga ini sudah mendekati ujian. Jadi apakah Jinyoung saem mau mengajari saya secara private ?" tanya Jihoon.

Jinyoung mengerutkan dahinya, "private ?"

"Iya saem, jadi kalau di sekolah senin dan kamis. Jinyoung saem biaa mengajari saya dilain hari itu, hari apapun saya bisa saem dan untuk itu saya juga akan membayar untuk setiap jamnya. Bagaimana saem ?"

Jinyoung memikirkan perkataan Jihoon. Ada beberapa pertimbangan yang harus ia pikirkan. Beberapa menit untuk berfikir dan saat ia melihat wajah memohon Jihoon, akhirnya ia telah memutuskan.

"Baiklah, saya akan mengajarimu secara private."

"Benarkah saem ? wahh gamsahamnida."

Jihoon hampir saja memeluk gurunya itu jika ia tidak sadar siapa dirinya sekarang. Memeluk saat permintaannya dipenuhi adalah salah satu kebiasaan Jihoon, katanya sebagai ucapan terima kasih.

"Bagaimana kalau jumat, sabtu dan minggu ? karena kurang dua minggu lagi ibumu ulang tahun kan jadi kita harus mengejar target. Apa kau keberatan ?"

"Tidak--tidak sama sekali saem, setiap haripun saya bisa."

Jinyoung tertawa sambil mengusap puncak kepala Jihoon karena sangking gemasnya pada salah satu muridnya ini.

"Lucu sekali."

"Ne saem ? apa ?"

"Ahh tidak-- tidak. Baiklah jumat besok kita mulai."

"Gamsahamnida Jinyoung saem."
.
.
.
Akhirnya hari-hari yang ditunggu Jihoon pun datang. Senyuman sama sekali tak pernah luntur dan malah semakin terus mengembang. blbegitu juga jantungya, berdetak semakin tak terkendali bahkan kemarin malam ia sempat bermimpi tentang kegaiatan les privatenya yang akan ia lakukan bersama guru tampan yang sudah berhasil mencuri semua hatinya.

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang