Gone

745 93 13
                                    

Brak

Dugh

"Aww."

“ahh mianhae , aku tidak sengaja.”
Bukannya bangkit, jinyoung malah sibuk memikirkan suara yang telinganya tangkap. ‘lembut sekali suara ini.’

“aduh dimana tongkatku.” Sosok manis itu menggerakkan tangannya kesana kemari, menyapu aspal untuk mencari tongkat miliknya.

Jinyoung segera sadar setelah itu, lalu ia melihat sebuah tongkat berada tepat di sebelah kakinya. Jinyoung mengambilnya lalu melihat sosok yang sedang mencari benda yang tengah dipegang oleh jinyoung ini.

“kau mencari ini ?”

Jinyoung memberikan tongkat yang ia pegang kepada sosok itu.

Sosok itu mulai menggapai benda yang dimaksud oleh jinyoung, dan detik berikutnya jinyoung dibuat terpesona dengan senyuman manis yang terukir dari bibir sosok yang berada di depannya ini.

“ne, aku mencari itu. Terima kasih.”
Jinyoung langsung bangkit setelah melihat sosok di depannya ini juga bangkit setelah menemukan tongkat yang ia cari.

Jinyoung memperhatikan sosok manis di depannya ini. Surai coklat yang sangat pas dengan kulitnya yang seputih susu, wajah yang sangat manis untuk seukuran pria tetapi yang membuat jinyoung penasaran adalah kedua matanya yang sangat indah itu tetapi tidak ada kehidupan di dalamnya, yang ada hanya tatapan lurus yang kosong tanpa arti.

Dan prediksi jinyoung semakin menguat tatkala ia melihat sosok manis itu memegang tongkat, yang jinyoung ketahui itu adalah tongkat yang biasa digunakan oleh orang buta untuk berjalan.

Tunggu, buta ?

Ya, prediksi jinyoung mengatakan kalau sosok manis yang baru saja menabraknya ini adalah orang buta.

“tuan.. tuan.. apa kau masih disana ?”

Lamunan jinyoung buyar saat ia mendengar suara lembut itu lagi.

“ahh ne ne aku masih disini.”

“aku sungguh minta maaf karena menabrakmu tadi. Sungguh aku tidak sengaja.”

“aniya, aku tidak apa-apa. Seharusnya aku yang minta maaf karena berjalan sambil bermain handphone sampai akhrinya aku menabrakmu tadi.”

Sekali lagi jinyoung terpesona oleh senyuman manis itu. Bentuk lengkungan mata dan bibir yang sempurna.

Setelah itu hanya keneningan yang terjadi diantara mereka. Sampai akhirnya salah satu dari mereka mengeluarkan suara.

“baiklah kalau bagitu, aku ak-“

“aku jinyoung, bae jinyoung. kalau namamu ?”

Sosok manis di depannya ini tersenyum, “park Jihoon.”
.
.
.
Dan sejak kejadian ‘tertabrak’ itu , jinyoung kembali di tempat yang sama keesokan harinya, berharap akan bertemu lagi dengan jihoon. Tetapi hasilnya nihil, ia tidak bertemu sama sekali dengan jihoon. Tapi jinyoung tidak menyerah. Keesokan harinya ia kembali ke tempat yang sama dan amsih belum bertemu dengan jihoon.

Tetapi jinyoung tetap semangat dan pantang menyerah, ia kembali lagi dan lagi bahkan sudah seminggu ia selalu berada di tempat yang sama dan di jam yang sama. Tetapi tidak menemukan kemunculan jihoon.

“ahh, apa kebetulan saja ya dia lewat sini waktu itu.” Jinyoung mulai lelah dan akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Lalu ia membalikkan badannya bermaksud untuk pulang tetapi langkahnya terhenti saat ia melihat siluet sosok yang ia cari seminggu ini berada di taman yang berada di seberang jalan yang menjadi tempat jinyoung mencarinya.

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang