Because I Miss You

796 118 50
                                    

Sequel 'COLORS'

JIHOON POV

Langit kembali mendung dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Dan aku lupa tidak membawa payung hari ini padahal tadi pagi aku sempat melihat berita kalau hari ini akan turun hujan.

Hahh kebiasaanku memang selalu melupakan sesuatu yang penting yang awalnya sealalu aku anggap remeh.

Ku tatap langit mendung dari dalam kelasku. Aku terlalu malas untuk mengikuti mata kuliah hari ini. Dan rasanya aku ingin pulang dan berbaring di ranjangku yang empuk.
Ku rasakan sebuah tepuka di bahu kiriku dan ternyata itu Woojin, teman satu kelasku.

“kau tidak pulang ?”

“hah ? memang Hwang saem sudah keluar ?”

PLETAK

dia memukul kepalaku dan itu rasanya sedikit sakit.

“mangkanya jangan melamun terus. Sudah 15 menit yang lalu Hwang saem keluar kelas.”

Aku hanya mengangguk sambil mengusap kepalaku yang tadi dipukul oleh Woojin. Ternyata selama itukah aku melamun sampai saat Hwang saem keluarpun aku tak tau.

“jadi ?”

Ku melotokan mataku seolah aku bertanya ‘apa?’ kepada Woojin. Ku lihat ia memutar bola matanya malas dan menghebuskan nafas berat.

memangnya apa yang ia maksud dengan ‘jadi’ ?’ batinku.

“kau jadi pulang tidak ?”

“ahh, ani. Nanti saj aku pulang. Aku mau menemui Guanlin dulu.”

“baiklah. Aku duluan.”

Ku anggukan kepalaku untuk menjawab sapaan Woojin. Dan setelah melihatnya keluar, mataku mengelilingi seisi ruangan dan ternyata hanya aku yang berada disini. Dan setelahnya aku merapikan bukuku dan memasukkannya dalam tas, kemudian pergi menghampiri tempat favorit Guanlin, lapangan basket.
.
.
.
Hanya 10 menit aku berjalan dari gedung fakultasku menuju lapangan basket yang terletak di belakang gedung fakultasku. Ketika aku sampai disana, bisa aku lihat Guanlin sedang bermain basket bersama Seonho dan Samuel. Aku kenal mereka berdua yang merupakan teman satu kelasnya Guanlin.

Aku masih memperhatikan Guanlin dan saat itu Guanlin juga melihatku. Aku bisa mengerti dengan gerakan bibirnya yang menyuruhku untuk duduk di salah satu tribun di belakangku. Dan aku menurut.

Ku dudukkan pantatku di bangku tribun yang tepat berada di belakangku dan mataku tak berhenti melihat permainan Guanlin yang sedang mendribble bola itu kesana kemari dan memasukkannya dalam ring.

Tiba-tiba aku melihat sosok yang aku rindukan berada disana, di dalam lapangan basket bersama Guanlin. Ia sedang berlari sambil membawa bola orange itu ditangannya, sontak saja aku melototkan mataku. Mencoba untuk percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.

“jinyoung-ah ?” ucapku.

Bahkan sekarang aku melihat dia sedang tersenyum kepadaku dan melambaikan tangannya kepadaku. Ya Tuhan, apakah benar itu dia ? Bae Jinyoung ? sahabatku ?

Ku lambaikan tanganku kepadanya dan kulihat ia tersenyum dengan tampannya dari sana. Namun detik berikutnya sosok Jinyoung tiba-tiba menghilang bersamaan dengan kehadiran Guanlin yang tertangkap oleh kedua mataku.

“kau melambaikan tangan ke siapa ?”

ku tolehkan kepalaku menghadap Guanlin. Dan aku lihat tanganku yang menggantung di samping kepalaku. Lalu dengan cepat aku menurunkannya dan bersikap normal.

“ani.” Jawabku singkat.

“baiklah, kita pulang sekarang ?”
Ku anggukkan kepalaku dan aku bisa melihat uluran tangan Guanlin. Dan detik berikutnya aku gapai uluran tangan itu dan aku berlalu dari sini.

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang