Just One

LUCIFER

Semua siswa Lila Art School tampak berbaris terutama untuk semua siswa perempuan yang sedang bersiap untuk menyambut salah satu siswa yang menjadi idola di sekolah ini bahkan kepopulerannya sampai di luar sekolah ini.

Dan tak berapa lama kemudian, sang idola itu pun datang dengan motor sport keluaran terbaru yang ia pakai. Mesin motornya mati saat ia sampai tepat di halaman utama Lila Art School. Dengan santai ia melepaskan helm full face yang ia gunakan.

Dan di saat itu juga suara teriakan dari para siswa perempuan terdengar dan tak jarang para uke cantik pun berlomba-lomba untuk menyerukan nama sang idola sehingga membuat para seme dan siswa pria yang lain merasa iri.

“aakkhh itu bae jinyoung.”

“iya iya,, itu jinyoung.”

“bae jinyoung~ kau tampan sekali.”

Ya itu adalah teriakan di setiap pagi yang selalu menjadi sebuah keharusan jika sang idola telah sampai di sekolah.

Bae jinyoung.

Siapa yang tidak kenal dengan seorang bae jinyoung , bahkan anak tercupu di sekolah pun tau siapa itu bae jinyoung.

Seorang siswa senior high school tingkat akhir yang memiliki sejuta pesona yang diturunkan oleh sang ayah, Bae Sehun. Pewaris utama Bae Corp yang menjadi perusahaan terbesar di Korea yang bergerak di bidang kontraktor dan properti. Dan bae jinyoung adalah salah satu siswa yang sangat berpengaruh di Lila Art School. Terbukti tidak hanya tampan, ia juga sangat pintar dalam bidang ilmu sains.

Sungguh paket yang lengkap.

Dan dengan paket yang lengkap itulah, jinyoung juga menyandang sebagai ‘playboy’ tingkat kronis.

Sudah berpuluh-puluh wanita atau bahkan uke manis sudah menyandang sebagai ‘mantan’nya. Baginya, ‘tidak ada yang bisa menolak pesona seorang bae jinyoung.’

Seperti halnya sekarang, sesaat setelah ia melepaskan helmnya. Seorang siswa cantik bernama YoonA pun berjalan mendekati jinyoung dan dengan gampangnya Jinyoung langsung merangkul kedua bahu  YoonA dan membawanya ke dalam gedung sekolah. Sontak saja para penggemarnya berteriak histeris dan merasa cemburu pada YoonA.
.
.
.
Tapi ada satu siswa yang tidak terpengaruh oleh ketampanan seorang bae jinyoung.

Siswa dengan wajah yang manis dan tubuh sedikit berisi. Siswa yang memiliki julukan ‘perpustakaan berjalannya Lila Art School.’

“jihoon-ah.”

Seseorang yang sedang berjalan menuju perpustakaan memberhentikan langkahnya karena temannya atau lebih tepatnya teman satu-satunya yang dia miliki memanggilnya.

“waeyo ?”

Hyungseob, sepupu sekaligus teman satu-satunya yang jihoon miliki itu membungkukkan badannya sambil mentralkan nafasnya karena berlari mengejar jihoon.

“ayo ke kantin.”

“kau saja, aku mau ke perpustakaan.”

“ayolah jihoon, setiap kali istirahat kau selalu pergi perpustakaan. Otakmu itu harus membutuhkan energi agar bisa bekerja keras.” Ucap hyungseob sambil mengacak-ngacak rambut jihoon.

“yak, hyung-“

“sudahlah ayoo aku lapar.” Hyungseob menggandeng tangan jihoon lalu menyeretnya ke kantin.
.
.
.
Suasana di kantin benar-benar riuh. Semua siswa berlalu lalang dari konter satu ke konter makanan lainnya. Tak terkecuali hyungseob dan jihoon atau lebih tepatnya jihoon yang mengikuti hyungseob. Berbeda dengan hyungseob yang sedang sibuk memilih makanan, jihoon hanya diam sambil berdiri di depan konter, menunggu hyungseob sampai selesai dengan urusannya.