Just Stay

349 58 15
                                    

"saengil cukkae hamnida~"

"Saengil cukkae hamnida~"

"Saranghaneun Park Jihoon."

"Saengil cukkae hamnida~"

"Ayo tiup lilinnya Jihoon-ah, keburu padam nanti apinya."

Jihoon tersenyum lalu menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil menutup mata.

'terima kasih Tuhan, kau telah mengijinkanku untuk tetap bersama sahabatku di hari spesialku ini terutama dia.'

'dan aku mohon, untuk disetiap ulang tahunku bahkan disetiap detiknya aku bernafas, aku harap tetap bisa bersamanya.'

Fiuhh~

Nyala api lilin dengan angka 17 itu pun padam.

Suara riuh tepuk tangan dan sorak sorai terdengar di seluruh perjuru ruang tamu rumahnya.

"Selamat ulang tahun Jihoonie."

"Terima kasih Hyungseob-ah."

Pelukan hangat diterima Jihoon dari salah satu sahabatnya lalu diikuti oleh sahabat-sahabatnya yang lain.

Satu persatu sahabatnya mengucapkan selamat dan doa untuknya, tetapi kedua mata Jihoon sama sekali tidak pernah fokus pada temannya yang sekarang sedang berbicara panjang lebar dengannya.

"Jihoon-ah ?"

"Jihoon-ah ?"

"Yakk, Park Jihoon!"

"Iya ? Ada apa ?" Tanya Jihoon.

Hyunjin memutar bola matanya malas, percuma saja ia berbicara panjang lebar tadi kalau Jihoon sama sekali tidak mendengarkannya. Dan Hyunjin tahu alasan Jihoon tidak fokus hari ini.

"Jinyoung tidak bisa datang."

"Hah ? Kenapa ?"

Nah benarkan kalau dia mencari Jinyoung, batin Hyunjin.

"Dia harus kembali ke rumahnya selama dua hari karena ibunya merindukannya dan Jinyoung bilang besok dia akan kembali."

Wajah Jihoon langsung berubah muram seketika. Tapi ia berusaha tersenyum di sela kekecewaannya kepada Jinyoung.

"Tidak usah cemberut begitu, hari ini kan ulang tahunmu jadi kau harus bahagia. Untuk masalah Jinyoung, besok dia akan kembali, kau tenang saja."

"Eum, dia pasti akan kembali."

.
.
.

Sebuah tepukan halus di pipi gembilnya membuat Jihoon terusik dari tidur nyenyaknya.

Awalnya hanya beberapa kali, tetapi semakin lama semakin sering dan itu membuat Jihoon mau tak mau harus membuka matanya untuk melihat tersangka penganggu tidurnya.

"Selamat ulang tahun Ji."

Kedua matanya langsung terbuka saat kedua telinganya mendengar suara yang sangat ingin ia dengar dari kemarin.

Jihoon langsung terbangun dan terduduk di ranjangnya. Wajah khas bagun tidur masih melekat erat di wajahnya dengan tambahan ekspresi terkejut yang membuat lelaki tampan di depannya ini tertawa geli.

"Tidak usah terkejut begitu."

"Jinyoung."

"Ya, ini aku. Siapa lagi kalau bukan aku hmm ?"

"Aku kira kau sudah lupa denganku sehingga kemarin saat acara ulang tahunku kau tidak datang. Bahkan mengucapkan 'selamat ulang tahun' pun kau tidak."

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang