I'm First

203 17 2
                                    


"Jinyoung hyung" panggil laki-laki yang memiliki tubuh tinggi dan jangan lupakan wajah yang rupawan khas orang Taiwan yg tengah berjalan di koridor sekolah. Jinyoung -laki-laki yg dipanggil- itu menoleh saat mendapati Guanlin -laki-laki yg memanggilnya- berlari menyusulnya.

"Ada apa ? Tumben sekali kau memanggilku" tanya Jinyoung kepada Guanlin yg berdiri disampingnya sambil mengatur nafasnya.

"Yak hyung, bagaimana bisa kau bicara seperti itu ?"

Jinyoung hanya tersenyum tanpa membalas perkataan teman yang sudah ia anggap adik sendiri ini.

"Lalu ada apa ? Pasti ada sesuatu yang ingin kau bicarakan." Tebak Jinyoung.

Raut wajah Guanlin sangat mudah ditebak oleh Jinyoung. Bagaimana tidak bisa, wajah tampannya terlihat sumringah dan berseri-seri seolah ia tengah bahagia dan Jinyoung yakin Guanlin akan menceritakan tentang hal yang membuatnya bahagia.

"sepertinya aku menyukainya ahh~ bahkan aku mulai mencintainya" ucap Guanlin secara tiba-tiba sambil menunjukkan senyum tampannya, sedangkan Jinyoung, dia membelalakkan matanya terkejut mendengar pernyataan kalimat yang diucapkan Guanlin.

Jinyoung menghentikan langkahnya sejenak. Ia terlalu terkejut dan entah kenapa, tiba-tiba rasa sesak itu datang.

Jinyoung tahu arah pembicaraan mereka sekarang.

"Benarkah ? wahh sepertinya kau harus segera menyatakan perasaanmu padanya. Jangan sampai kecurian" ucap Jinyoung sambil tersenyum walaupun terlihat seperti senyuman paksaan.

"iya hyung, tapi bagaimana kalau aku ditolak?" tanya Guanlin.

"cobalah dulu, berjuanglah dulu mungkin saja dia juga menyukaimu. kau kan sudah berteman lama dengannya" jawab Jinyoung, seolah dia biasa saja.

"kau juga hyung dan juga Woojin, kita berempatkan sudah berteman lebih dari 3 tahun" ucap Guanlin.

"hahaha iya iya."

Tawa yang terdengar bukanlah tawa yang sebenarnya jika saja Guanlin peka dan paham.

"Ya sudah sana hampiri dia dan katakan. Aku mendukungmu" ucap Jinyoung.

"Baiklah, doakan aku ya hyung. Aku pergi dulu." pamit Guanlin dan langsung pergi meninggalkan Jinyoung yang masih betah berdiri disana memandang punggung temannya itu.

Dan sejak saat itu, setelah Guanlin pergi meninggalkan Jinyoung dan pergi menuju kelasnya. Dengan keberaniannya, Guanlin menyatakan cintanya kepada seorang laki-laki manis yg sudah mengambil hatinya dan tidak diduga laki-laki manis dengan sejuta keindahan di dalam mantanya itu menerimanya walaupun laki-laki itu sendiri tidak tahu, apa yg dia lakukan benar atau salah. Dan bahkan laki-laki manis itu tidak sadar, akan hati yang sekarang menahan sakit dan itu sangat sulit ia jelaskan.

Di lain tempat ada dua laki-laki sedang berbicara, tapi salah satu laki-laki tampan itu sedang tidak dalam keadaan yang baik, tetapi ia mencoba untuk tetap terlihat baik-baik saja meski ia merasakan sakit di hatinya.

"tapi Woojin-ah.. aku tidak- "

"tapi kau mencintainya lebih dulu, bukan Guanlin." potong Woojin saat Jinyoung menceritakan perihal pernyataan Guanlin. Jinyoung hanya bisa terdiam sama seperti seorang laki-laki manis yg berdiri diambang pintu kelas yg didalamnya ada Jinyoung dan Woojin.

Jihoon berdiri tanpa melakukan apapun, hanya diam dan menutup mulutnya untuk menahan isakkan yg mungkin saja keluar dari bibirnya.

Ia terlalu terkejut dengan apa yang ia dengar saat ia akan membuka pintu untuk menghampiri Jinyoung, ada sesuatu yang harus ia ungkapkan kepada Jinyoung, tetapi setelah mendengar pembicaraan mereka di dalam Jihoon menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang