When Night Fall

461 76 12
                                    

Menunggu.

Apa yang kalian pikirkan pertama kali saat mendengar kata 'menunggu' ?

Atau lebih tepatnya bagaimana perasaan kalian jika kalian sedang menunggu seseorang ?

Bosan dan akhirnya berhenti untuk menunggu ?

Atau malah kalian akan tetap menunggu seseorang itu sampai dia datang ?

Mungkin sebagian orang akan melakukan yang pertama dan sedikit orang yang akan tetap menunggu kehadiran seseorang yang sangat teramat ia nantikan. Sama halnya seperti dia. Seorang laki-laki manis yang selalu duduk di tempat yang sama di sebuah taman yang di tengahnya terdapat air mancur cantik.

Sudah satu bulan ini ia selalu berada di tempat itu. Duduk di antara pohon sakura yang tertanam di taman itu. Menunggu seseorang yang sangat ia rindukan. Bahkan dia tidak bosan untuk melakukannya dan masih akan terus menunggu seseorang itu.

Park Jihoon, nama laki-laki yang sekarang sedang duduk di bangku taman dengan jaket tebal miliknya. Seperti sudah kegiatannya untuk selalu datang di taman ini tepat pukul tiga sore di setiap harinya bahkan sampai malam menjelang dan jika hari itu yang ditunggu tidak datang, Jihoon akan pulang dan kembali keesokam harinya.

Jihoon sedang menunggu seseorang dan ia juga selalu berharap orang itu akan datang dan memeluknya seperti biasa orang itu lakukan. Tetapi satu bulan sudah ia menunggu di tempat yang sama tetapi orang itu tidak datang dan lagi-lagi Jihoon harus bersabar dan kembali menunggu.

Lelah dan bosan selalu menghinggapi tubuhnya tetapi hatinya berkata lain. Jihoon percaya pada hatinya kalau orang itu akan datang.
.
.
.
Sama seperti hari sebelumnya, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10 KST dan udara sudah semakin dingin karena musim salju, Jihoon memutuskan untuk pulang.

"Mungkin dia sedang sibuk, aku akan kembali besok."

Jihoon beranjak dari duduknya. Mengeratkan jaket tebalnya lalu berjalan meninggalkan tempatnya menunggu. Disepanjang perjalanannya menuju rumah, butiran es lembut menemaninya dan jangan lupakan uap yang keluar dari kedua belah bibirnya, menambah kesan dingin yang kini tengah menyelimuti kota Seoul.
Langkah Jihoon berhenti di suatu toko yang menjual pernak-pernik natal. Jihoon melihat dengan seksama toko yang bertuliskan 'close' itu. kedua matanya memperhatikan sebuah boneka beruang yang didandani ala sinterklas yang menurutnya sangat lucu itu. Tak lama kemudian sebuah senyuman manis muncul di bibir Jihoon.

"Besok, aku akan membelinya. Dia pasti akan terkejut dengan boneka beruang itu." monolog Jihoon.

Lalu kaki Jihoon kembali melangkah, meninggalkan toko pernak - pernik itu. Jihoon membayangkan wajah kecil tapi tampan itu akan terkejut dengan boneka beruang tadi.
.
.
.
Pukul 2 siang dan Jihoon tengah bersiap untuk kembali. Dengan kemeja putih, celana hitam, sepatu putih dan jaket tebal merahnya Jihoon sudah bersiap akan pergi. tetapi suatu suara menghentikan langkahnya.

"Kau mau kemana Jihoon-ah ?"

"Oh ? aku mau ke taman eomma."

Baekhyun, sang eomma hanya bisa menghela nafas dan pandangannya berubah sendu. Baekhyun mendekati Jihoon yang sedang menatapnya.

"Jihoon-ah, diluar sedang hujan salju. Kau akan sakit nanti."

"Tidak apa-apa eomma. Aku sudah biasa dengan salju."

Baekhyun berfikir, bagaimana caranya agar Jihoon tidak pergi dan melakukan hal yang menurutnya sia- sia itu.

"Eomma tidak ingin kau jatuh sakit hanya karena menunggu-"

"Aku tidak apa eomma. Aku akan tetap menunggunya, aku takut kalau tiba-tiba dia datang dan tidak menemukanku disana,bagaimana ?. Eomma jangan khawatir."

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang