Namja tampan yang sedang gundah itu tengah merenung di rooftop sekolahnya. Ya namja itu bernama kim hanbin. Nama ya g diberi kehormatan untuk menandatangani surat untuk melepas alat bantu lisa, ahh ralat hanbin menganggap nya surat untuk membunuh lisa.Hanbin pun bingung. Antara ia harus melepas lisa atau tetap membiarkan lisa hidup dengan alat bantunya? Hanbin ingin lisa kembali membuka matanya, bukan hidup dengan bergantung dengan kabel² komputer.
"Apa gua tanda tangani surat itu?"
Hanbin pun menghela nafas panjang dan mengusap air matanya. Ia beranjak dari duduknya dan pergi menuju kelas.
*****
Sedangkan di rumah sakit, ketiga orang yang berarti bagi lisa selain hanbin sedang diam dan menatap tubuh lisa yang tidak berdaya.
"Apa kita gunakan tanda tangan yoyo sebagai saksi keempat agar alat bantu hidup lisa dilepas?" ayah lisa, lee sok mencoba bernegosiasi dengan jiyong agar mau menandatangani surat itu.
"Apa daddy gila?!! Daddy ingin lisa mati?!"
"Ini demi kebaikan lisa sayang, apa kau tega melihat adikmu hidup bergantung dengan semua alat itu? Fikirkan baik² nak"
"Pokok nya aku tidak akan menandatangani surat itu sebelum hanbin yang menandatanganinya!" tegas jiyong
Saat mereka tengah berdebat akan surat itu, suara pintu membuat ketiganya menoleh ke arah pintu.Terlihat hanbin yang sedikit membungkuk memberi hormat.
Hanbin menghampiri appa,eomma dan oppanya lalisa. Dengan wajah lesu dan tangan yang sedikit bergetar, hanbin mencoba bersikap tenang didepan mereka.
"Om, tante, hyung aku ingin membicarakan sesuatu dengan kalian"
"Silahkan duduk dulu nak" titah eomma lisa menyuruh hanbin untuk duduk disamping jiyong.
Hanbin pun duduk disebelah jiyong dan menunduk lemas.
"Apa yang ingin kau bicarakan hanbin?" tanya appa lisa
"Tentang surat itu"
Deg~~
"Aku-- aku--"
"Aku akan menandatanganinya dan menyetujui pelepasan alat bantu hi--hidup li-lisa" hanbin terbata dan terisak pilu.
"Apa yang kau katakan hanbin?!!" jiyong menatap hanbin tidak percaya dengan perkataannya barusan.
"Ya hyung, aku aku bersedia menandatanganinya"
"Apa ini!! Kemarin kau bersikeras untuk mencegah ini!! Tapi sekarang kau sama seperti mereka?!! Kau juga ingin membunuh lisa?!" jiyong menatap tajam hanbin dan mmbentaknya.
Hanbin menunduk lemas dan kembali terisak namun kali ini isakannya semakin keras.
"Ya hyung, Setelah aku fikirkan. ucapan om dan tante benar, kasihan lisa yang harus terus dipaksa hidup sedangkan lisa sendiri enggan untuk hidup" lirih hanbin dengan suara paraunya.
"Hanbin apa kau tidak keberatan menandatangani surat itu?" tanya eomma lisa khawatir.
Hanbin menghela nafas mencoba menghentikan isakan nya,
"Ya tante, aku baik saja. Aku akan merelakan lisa bahagia disisi Tuhan. Setidaknya Tuhan bisa menjaga lisaku dengan baik" jawab hanbin tegas walaupun setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya .
Eomma dan appa lisa menatap harap ke arah jiyong. Bukan mereka mengharapkan lisa mati, hanya saja mereka lelah dan merasa pedih melihat lisa yang kondisinya tak kunjung membaik. Mungkin ini jalan terbaik bagi lisa fikir mereka.
Jiyong menghela nafas panjang dan mengalihkan pandangannya agar maniknya tidak bertatapan langsung dengan ketiga orang yang kini sedang menatapnya
"Baiklah aku akan menandatanganinya"
*****
Siang readers, gak apalah yah kurang vomment nya juga author tetep bakal Up ini cerita yang gajebo banget😢😢
Tapi makasih buat readers yang udah setia vomment, makasih banget buat kalian:") author terhura:")
Tetep vomment yah walau gaje dan banyak typonya:")
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart (Hanlice)
FanfictionPerjalanan cinta hanbin dan lisa yang gujlak gajlek gak puguh. #warning Terdapat adegan (17+) buat yang di bawah umur tetep maksa tanggung sendiri dosa. Bahasa kasar mohon maaf bila menyinggung perasaan