Merpati menjadi saksi

1.1K 120 5
                                    

    Dihari kedua lisa dirawat setelah operasi, hanbin mengajak lisa untuk berkeliling rumah sakit mencari angin dan pemandangan.

Mereka berdua tengah duduk2 santai sambil memberikan makan pada merpati didepannya. Hanbin mengekspor remahan roti ke tangan lisa untuk diberikan pada merpati di hadapan mereka.

Lisa tersenyum bahagia walaupun ia tak bisa melihat bagaimana cara merpati itu makan remahan roti yang ia berikan.

Dengan perban yang menutupi kedua matanya, lisa terus memberi makan pada burung2 merpati di depannya.

Hanbin hanya tersenyum bahagia kala ia melihat lisa yang begitu bahagia.

"Hanbin? Aku minta remah roti lagi" ucap lisa sambil menyodorkan tangan kosongnya pada hanbin.

Hanbin tersenyum lembut, namun ia bukan mengambil remah di samping tubuhnya, melainkan merogoh aaku celana Jeansnya dan mengeluarkan sebuah benda berukuran lingkaran kecil dengan bertahtakan permata berwarna bening yang sangat indah

Hanbin kemudian mencampur cincin itu dengan remahan roti dan memberikannya pada lisa.

Saat akan melemparkan remah roti, merasa janggal dengan bentuk remah roti yang berbentuk lingkaran, lisa mengernyitkan kening heran dan mengurungkan niatnya melempar remaja roti yang bercampur cincin itu.

Lisa membersihkan cincin dari remaja roti itu dan meraba²nya dengan senyum dan tangis haru.

Lisa kemudian perlahan menghadapkan tubuhnya pada hanbin dengan tangan yang memeluk cincin itu di dada nya.

Hanbin tersenyum manis dan mengecup bibir lisa singkat.

"Dengan merpati sebagai saksi dari  lambang kesetiaan, aku kim hanbin, hari ini ingin menjadikan kamu sebagai orang yang selalu bersama aku. disaat susah maupun senang, selalu berbagi beban dan penderitaan dengan aku.
Dan aku mau, kamu jadi ibu dari anak² aku kelak. Menjaga mereka dan mengasihi mereka. Aku pengen kamu orang yang selalu nunggu aku pulang kerja dan masakin aku setiap harinya."

Lisa sudah terisak dan menangis bahagia kala hanbin mengucapkan kata2 itu dengan sekali tarikan nafas.

"Jadi Lalisa Manoban. Will you marry me?" lanjut hanbin kemudian dan menatap dalam lisa yang tengah menangis bahagia.

Lisa mengangguk mantap dan tersenyum lembut.

"I will kim hanbin" jawab lisa.

Hanbim tersenyum senang dan kemudian mencium kening lisa dalam dan cukup lama. Lisa terus memeluk cincin itu didadanya dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

"Sini aku pakein" ucap hanbin setelah mengecup kening lisa.

Lisa memberikan cincin itu pada hanbin untuk dipasangkan di jari manisnya.

"Cantik"

pipi lisa langsung memerah kala hanbin berkata seperti itu.
lisa kemudian memeluk hanbin erat seolah takut jika hanbin akan pergi dari sisinya.

*************************

Kini, hanbin tengah menyuapi lisa dengan semangkuk bubur beras merah di ruangan inapnya.

Lisa terduduk dengan bersender ke kepala kasur dan menanti suapan demi suapan bubur yang hanbin berikan.

Trinnnggggg... (Anggap suara telepon)

Hanbin menoleh ke atas nakas mendapati handphone nya menangkap sebuah panggilan dari no yang tidak dikenal.

Ragu sempat hanbin ingin mengangkat telepon itu, namun ia takut jika yang menelepon adalah sanak saudaranya.

"Yeobseo?"

"....."

Hanbim termenung kala mendengar suara di seberang. Ia menatap lisa dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Nuguya hanbin-ah?" tanya lisa yang penasaran karena hanbin yang terus diam.

.hanbin menyerahkan handphonenya pada lisa dan membiarkan orang yang menelepon berbicara dengan lisa.

"Yeobseo?"

"Lisa!!?? Ini mommy lisa?!! Apa kabarmu? Apa kau baik? Maafkan mommy yang sudah menghilang selama 5 bulan sayang"

"Mommy?" lirih lisa

"ne sayang, ini mommy. Mommy saat ini sedang di bandara, mungkin besok atau lusa mommy baru akan sampai. Mommy akan bertemu denganmu dirumah sayang"

Lisa terisak kala mendengar suara seorang ahjuma yang sangat ia rindukan. Ibunya yang hilang kontak dengannya selama 5 bulan membuat lalisa begitu memendam rasa rindu pada wanita yang tak lain adalah ibunya sendiri.

"Sayang? Kau masih disana kan? Besok tunggu mommy di rumah ne?"

"A-aku tidak dirumah mom" jawab lisa dengan isakan tangisnya yang ia tahan

"Humm? Lalu kau dimana? Biar mommy yang menjemputmu"

"Aku di--"

"Rumah sakit eomma"

"Apa?!! Kamu kenapa lagi sayang?!! Tunggu mommy ne? Mommy bakalan dateng ke sana"

Tutt...tutt...

Lalisa memutuskan sepihak sambungan telepon dan termenung.

"Gwenchana?" tanya hanbun sambil mengambil telepon dan menyimpannya diatas nakas

Lisa langsung memeluk hanbin dan menangis kencang menumpahkan semua kesedihan pada hanbin.

"Ya? Lalisa wae?" tanya hanbin khawatir saat lalisa tiba² memeluknya dan menangis kencang sekali.

" hanbin-ah.  Aku malu hanbin-ah. Aku takut kalo mommy gak ngakuin aku yang buta" lirih lisa disela tangisan nya.

"Heyy? Apa yang kamu fikirin hum?? Kamu bakal bisa liat lagi. Kamu gak akan lagi menangis di kegelapan disaat semuanya terang" hibur hanbin dan mengelus kepala lisa.

"Tapi hanbin---"

"Shuuut. Buang fikiran jelek kamu. Aku gak suka" potong hanbin dan mengecup puncak kepala lisa sayang.

Lisa hanya terdiam mengikuti perintah hanbin untuk diam. Ia hanya menangis dipelukan hanbin dan tertidur.




*************************





Lah gaje masa;( gapapa yah maafin author:(

Sedih juga author tuh ff nya udah mah jelek yang vomment dikit:(

Tak apalah:") kuat aku tu;")

My Heart (Hanlice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang