Bab 31 - The Secret

3.1K 259 89
                                    

Seoul, The House of Mr. and Mrs. Lee. 12 Januari 2019. 02.00 AM

Hyukjae keluar dari kamar Yeong Eun. Menghampiri Tae Han yang sedang berdiri tak jauh dari pintu kamar. Pria itu tampak muram. Tae Han mengamati dengan raut serius. Merasakan ketegangan menjalari tulang belakang hingga ke tengkuknya.

"Jadi, dia sudah berani datang ke sini?" Hyukjae bertanya tanpa memandang Tae Han. Bawahannya itu menahan napas dengan gurat wajah tegang.

"Ya. Tidak ada kerusakan sama sekali di bagian depan rumah. Dia juga berdalih tidak akan membuat keributan dan hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu terkait pekerjaan. Maafkan aku. Ini salahku karena tidak berpikir panjang." Kim Tae Han berkata dengan tegas namun penuh penyesalan. Ia tahu bahwa nyatanya terjadi sesuatu pada Yeong Eun akibat dari keteledorannya. Dan Eunhyuk tentu tidak suka menolerir kesalahan semacam itu.

"Ah, jadi begitu. Sudah kuduga tidak mungkin dia menembus pertahanan rumah tanpa luka serius. Ternyata dia benar-benar datang lewat pintu depan." Hyukjae berkata sambil lalu. Berjalan menuju ruang kerjanya di lantai dua. Laki-laki itu mengambil tempat di kursi kerjanya dengan menyandarkan tubuh. Memandangi langit-langit ruangan sembari berpikir.

Kim Tae Han berdiri tegak tak jauh dari meja kerja Hyukjae. Tidak berniat melemaskan otot untuk duduk di sofa tamu di ruangan Hyukjae. Ia tahu pria itu tidak akan keberatan jika ia duduk, tapi Tae Han merasa lebih baik menghadapi Eunhyuk dengan posisi berdiri. Entah karena alasan apa.

"Jadi apa rencanamu?" Tae Han memberanikan diri bertanya. Sementara Eunhyuk terdiam agak lama. Matanya menatap papan namanya di atas meja. Tulisan Mr. Lee Hyukjae yang dicetak dengan tinta mengilap hitam pada papan kristal bening. Tertegak sempurna dengan elegan. Sebuah coretan dengan spidol hitam permanen tertulis di bawah tulisan itu. Suami tampan milik Yeong Eun, papar sebuah kalimat yang ditulis dengan tangan Yeong Eun beberapa bulan lalu. Eunhyuk masih sempat tersenyum samar saat melihatnya. Pelan-pelan merasakan jalaran perasaan nyeri pada dadanya.

"Menurutmu apa yang harus aku lakukan?" Kali ini Eunhyuk balik bertanya menatap Tae Han. Bersiap untuk mendengarkan.

"Kau lebih baik dalam hal menyusun strategi daripada aku," jawab Tae Han sambil mengedik samar. "Hanya lakukan saja dengan hati-hati. Kau sebaiknya tidak membahayakan Yeong Eun," sambungnya lagi.

"Dia memasang bom di dalam tubuh Yeong Eun dan menjadikan itu sebagai alat untuk mengekangku. Memperlakukan nyawa istriku bagai barang tidak berharga. Aku tidak akan memaafkan hal itu. Tidak akan sedikit pun melupakan. Hukuman mati sekalipun terdengar terlalu manusiawi untuknya." Eunhyuk berkata dengan pelan dan penuh penekanan. Tatapan tajamnya seolah berniat melubangi meja kerja.

Di sofa, Tae Han tak merespons. Hanya melirik segan pada Eunhyuk yang tampak lebih mengerikan.

"Baiklah. Untuk saat ini aku akan menurutinya. Tunggu sampai aku mengetahui tujuan sebenarnya. Aku tidak sabar saat nanti melenyapkan harapannya menjadi abu. Dan tanpa bisa menyentuh Yeong Eun sama sekali." Eunhyuk menyuarakan keputusannya. Mulai menyalakan perangkat komputer sambil membuka dokumen di atas meja.

"Aku sudah melakukan perintahmu sebelumnya," beritahu Tae Han sambil menyerahkan sebuah berkas.

"Jadi, bagaimana?"

"Kupikir dia hanya menginginkan informasi tentangmu." Tae Han membuka halaman selanjutnya pada berkas. Menampakkan profil lengkap Eunhyuk, riwayat pendidikan, hingga sejarah pekerjaan Eunhyuk dengan deretan prestasi keberhasilan yang pernah dicapai.

"Yang benar saja. Itu adalah trik manipulasi paling menyedihkan." Eunhyuk menjawab malas. Ia lalu membuka sebuah folder di komputernya. Mulai memilah dan memperhatikan.

THE WILD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang