Yeong Eun masuk ke dalam rumah dengan jantung tidak keruan. Kim Tae Han menghampirinya saat ia baru memijakkan kakinya di ruang tamu. Seolah sudah menanti kedatangannya sejak tadi. Yeong Eun memandangi pria itu, tapi Tae Han tak membalas tatapannya. Membuatnya tahu benar bahwa pria itu pasti juga marah padanya. Hei, kenapa sekarang orang-orang jadi marah padanya?
"Apa? Aku tahu kau marah padaku, Oppa. Katakan saja. Atau kau bisa abaikan saja aku. Akhir-akhir ini rasanya toleransiku besar jika tidak dianggap ada seharian."
Yeong Eun menggerutu lagi. Mulai merasa kesal. Helaan napas Tae Han bisa ditangkap oleh Yeong Eun.
"Eunhyuk menunggumu." Hanya itu yang dikatakan Tae Han setelah mereka berjalan bersisian menuju lantai dua. Seketika itu pula langkah kaki Yeong Eun terhenti.
"Apa? Dia sudah pulang?" Yeong Eun tak bisa menutupi keterkejutannya. Pria itu tak pernah pulang di bawah pukul sebelas malam sejak keterlibatannya dalam tugas barunya.
Yeong Eun menggenggam tangannya erat secara tak sadar. Tadinya ia berniat untuk langsung mandi begitu sampai di rumah kemudian tidur setelahnya. Sehingga tak perlu berhadapan dengan Eunhyuk malam ini. Tapi ternyata rencananya tidak semulus itu.
"Apa ... dia marah?"
Tae Han menatap Yeong Eun dengan tatapan yang tak bisa dipahami Yeong Eun. Dan itu semakin membuat Yeong Eun merasa salah.
"Kalau aku berada di posisi Hyukjae, aku pasti akan marah. Terlepas dari sikapnya yang memang keliru akhir-akhir ini, tapi kau juga salah, Yeong Eun."
Tepat sekali! Kim Tae Han bahkan juga mengatakan bahwa sikapnya salah. Yeong Eun masih tidak mengerti di mana letak kesalahannya sementara ia adalah pihak yang diabaikan di sini.
"Tidak perlu takut begitu. Minta maaflah padanya lalu jelaskan kebenarannya. Eunhyuk pasti akan mendengarkanmu. Jangan bertengkar lagi. Kalian membuatku kerepotan, tahu!"
Tae Han mengakhiri ucapannya dengan nada kesal yang tak kentara, tapi Yeong Eun bisa merasakannya dengan baik. Ia menahan cengirannya. Merasakan sedikit keberanian yang mulai masuk ke dada.
"Baiklah. Kalau ternyata akhirnya tidak sebagus itu, tolong selamatkan aku."
"Kau pikir apa yang bisa aku lakukan terhadap Hyukjae?"
"Setidaknya dia mendengarkanmu. Dan itu sudah patut untuk diperhitungkan."
"Baik. Temuilah dia sekarang."
Yeong Eun melangkahkan kakinya menuju kamar. Merasakan tingkatan adrenalin yang semakin tinggi di setiap langkah. Tangannya terulur meraih kenop pintu, mendorongnya hingga terbuka. Pemandangan di sana terasa berbondong-bondong untuk masuk ke penglihatannya. Ia mendapati Hyukjae sedang merebahkan diri di tempat tidur. Dengan mata yang sedang memerhatikan televisi dengan fokus. Hanya terdengar suara televisi di tengah keheningan yang ada.
"Aku pulang." Yeong Eun akhirnya bersuara setelah menemukan pita suaranya kembali. Ia mendekati meja lalu meletakkan tasnya di sana.
"Mandilah. Kau pasti lelah."
Eunhyuk berkata dengan datar. Bahkan tanpa memandang Yeong Eun sedikit pun. Seolah tidak sedang berbicara padanya.
"Oke, terima kasih atas saranmu." Yeong Eun balas berkata dengan tak acuh. Berjalan menuju kamar mandi, sama-sama tidak menoleh pada Eunhyuk satu kali saja.
Eunhyuk menarik napas dalam-dalam. Berusaha agar tidak meledak sekarang juga. Yeong Eun ... gadis itu membangkang pada perintahnya. Ia tahu bahwa Yeong Eun tidak pulang dengan sopirnya. Ia juga tahu kemana saja gadis itu sesorean ini hingga pukul delapan tadi. Dan itu sama sekali tidak membuatnya senang! Apakah sebegitu sulitnya untuk menurut pada apa yang ia inginkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WILD COUPLE
FanfictionLee Hyukjae dan Cho Yeong Eun adalah sahabat sejak kecil yang bekerja sebagai anggota agen DISK (Department Intelligence of South Korea). Semuanya baik-baik saja, sampai ketika orang tua keduanya terus memaksa untuk menikah. Tak ingin menerima renc...