Bab 34 - Panic

2.2K 291 136
                                        

Seoul, The House of Mr. and Mrs. Lee, 16 Januari 2019. 11.15 AM

Mobil Eunhyuk melewati jalanan di pekarangan depan rumahnya dengan gerakan melesat. Memasuki lorong berliku yang bermuara pada garasi kendaraannya. Nyaris menabrak dinding karena terburu-buru. Pria itu keluar dan berlari memasuki rumah. Tae-Han berlari menghampiri begitu menyadari kedatangan Hyukjae tiba-tiba. Debaran jantungnya terus meningkat seiring berjalannya waktu. Kesalahan besar. Ia benar-benar sudah mengacaukan keadaan dengan sangat parah.

"Maafkan aku." Tae Han tak bisa menahan dirinya untuk tidak meminta maaf saat sudah berhadapan dengan Eunhyuk. Itu memang kesalahannya. Ia belum sempat mengabari Eunhyuk tapi pria itu sudah datang lebih dulu.

Eunhyuk menatap Tae Han dengan bingung. Tak lama setelahnya barulah ia sadar untuk apa permintaan maaf itu.

"Berengsek!" umpatnya sambil berlari memasuki rumah lebih dalam. Kaki Eunhyuk berlari menuju kamarnya dan Yeong Eun. Sementara Tae-Han bersikap bijaksana untuk tidak berada terlalu dekat dengannya. Ia lebih menunggu di lantai dua tak jauh dari kamar tidur kedua orang itu.

Eunhyuk membuka pintu dengan kasar. Membiarkan benda itu menjeblak terbuka dengan suara mengkhawatirkan. Hanya untuk mendapati bahwa ruangan itu kosong. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Dan yang jelas, tidak ada Yeong Eun di sana. Dengan langkah lebar, Eunhyuk membuka kamar mandi. Tahu bahwa hal itu sia-sia, tahu bahwa Yeong Eun tidak mungkin ada di sana, tapi tetap melakukannya. Hanya untuk berharap agar kenyataan ini meluruh menjadi ilusi yang tak pernah ada. Bahwa Yeong Eun akan tetap ada di sana.

Eunhyuk menekan tombol di dinding dengan terburu-buru. Menunggu dengan tak sabar saat pintu lemari besar itu membuka. Eunhyuk memeriksa isinya dengan cepat. Memastikan adakah yang hilang. Pakaiannya masih berada di tempat semula. Eunhyuk melangkah lebih jauh menuju sisi yang dipenuhi pakaian Yeong Eun. Mulai dari setelan kerja, gaun malam dan sekian puluh gaun pesta lainnya, pakaian casual yang disukai Yeong Eun, hingga lipatan-lipatan gaun tidur yang nyaris tidak tersentuh. Di bagian kirinya, berbagai macam baju kaus dan celana pendek kesukaan Yeong Eun tersusun rapi. Tak jauh dari sana, tempat di mana seharusnya ada koper besar miliknya kini telah hilang. Dan pengamatannya dengan cepat menyimpulkan bahwa beberapa helai kain itu tidak lagi berada di tempat.

"Sial, Yeong Eun! Ini tidak lucu!" Sambil bergumam lirih, Eunhyuk berjalan cepat meninggalkan ruangan. Ia menuju ruang kerjanya tak jauh dari kamar tidur utama. Menyalakan komputernya dan melihat rekaman CCTV dari seluruh penjuru rumah.

Kesalahan terbesarnya adalah semalam ia tidak pulang ke rumah. Ia melakukan banyak hal, membereskan pekerjaan DISK, mengurus Han Joo-Won, dan menyelidiki wanita itu sekaligus menyiapkan sebuah rencana dengan probabilitas gagal yang tidak lebih dari sepuluh persen. Semuanya ia lakukan demi Yeong Eun. Tapi mendapati bahwa gadis itu kini menghilang malah membuat segala hal itu tak lagi tampak penting. Ia benar-benar membenci dirinya sendiri. Sejak kapan ia jadi sepengecut ini? Perasaan ini malah membuatnya lebih buruk. ia terlalu terfokus pada perasaan tak ingin kehilangan hingga malah membuat gadis itu pergi.

"AAAGH!!!" Sambil berteriak marah Eunhyuk menyibak kasar seluruh dokumen dari mejanya. Membuatnya jatuh dengan suara gaduh. Ia mendorong kasar vas bunga besar tak jauh dari mejanya. Lalu melempar vas yang lebih kecil ke arah lemari. Membuat keduanya pecah dan berdenting keras suara kaca yang pecah. Jatuh bertebaran di lantai dalam bentuk puing-puing.

Dengan tubuh gemetar Eunhyuk mendudukkan dirinya kembali ke kursi. Ia menekankan sikunya ke meja, menahan tubuhnya tetap diam. Sementara kedua tangannya mencengkeram keras pada kepalanya. Memaksanya untuk tetap tenang meski seluruh tubuhnya terasa mendidih.

Tenanglah. Tetap tenang, Hyukjae. Berpikir. Pikirkan lagi dengan hati-hati.

THE WILD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang