Seoul, The Blue House, 8 Februari 2019. 09.00 AM
Hari ini adalah pelaksanaan Konferensi Dunia hari pertama. Para utusan berbagai negara di belahan dunia sudah sampai di ibukota Korea Selatan. Bergerak dalam iring-iringan mobil hitam mewah menuju Gedung Biru. Mr. President Korea Selatan sendiri, Moon Jae In, kini telah menunggu di Gedung Biru dengan pengawalan ketat yang tersebar di seluruh tempat itu. Ketua Park mengawal Mr. President lebih dekat. Melihat dari betapa pentingnya status misi ini maka pria itu diharuskan turun sendiri ke lapangan.
Eunhyuk membenarkan posisi alat komunikasi jamak jarak jauh yang kini terpasang di telinganya. Ia bersandar di sebuah tiang besar di bagian belakang ruangan, mengamati orang-orang yang mulai sibuk di hadapannya. Ruangan Konferensi sudah ramai karena para utusan masing-masing negara sudah mulai berdatangan. Mulai mengambil tempat di kursi masing-masing.
Mr. President menegakkan tubuhnya. Mengecek apakah mik di hadapannya berfungsi, lalu mulai membuka pertemuan itu. Eunhyuk tidak tertarik mendengarkan dialog Mr. President. Ia tidak membenci laki-laki itu. Ia hanya tidak suka dengan kerumitan kehidupan politik. Hal itu entah kenapa lebih membuatnya pusing daripada harus berlomba menjinakkan bom dengan Yeong...
Sial! Ia merindukan gadis itu lagi. Semakin teringat saja saat kini mereka bertugas. Alangkah baiknya jika kini Yeong Eun melaksanakan misi ini bersamanya. Maka hidupnya tidak akan jadi sehampa ini.
"Hyuk, matamu berair."
Suara Sungmin menggema dalam telinganya. Eunhyuk refleks mendengus. Membelokkan arah pandangnya hingga kini menatap Sungmin yang berdiri di bagian depan ruangan. Bibir pria itu menahan senyum dan matanya sesekali berkeliling mengamati keadaan di sana.
"Aku kelilipan." Eunhyuk menjawab meski balasannya benar-benar tidak penting. Mengapresiasi niat baik Sungmin, ia tahu pria itu tak ingin ia mulai hanyut dalam kepahitan itu.
Sejauh ini, perbincangan para petinggi negara itu masih berpusat pada permasalahan dan isu global yang perlu dibahas. Perseteruan di bagian timur tengah pun ikut tersinggung. Menciptakan komentar-komentar tajam meski suasana masih bisa dibilang cukup aman.
Semua anggota keamanan nampak tegang, sama sekali tidak santai. Mau itu anggota kepolisian atau bahkan DISK, semuanya berdiri kaku sambil memperhatikan sekeliling mereka dengan sikap yang terlalu waspada. Anggota inti DISK, terutama Eunhyuk, Donghae, dan Sungmin bahkan tampak lebih gugup daripada yang lain. Mereka sudah mendengar penilaian Eunhyuk bahwa pergerakan Joo-Won selanjutnya adalah kepada Mr. President. Dan kini, posisi beliau benar-benar terekspos. Siapa yang bisa menebak apa yang akan wanita itu lakukan?
Waktu terus berlalu hingga beberapa jam tapi belum ada tanda-tanda akan terjadi badai. Meski begitu, para anggota keamaanan belum tampak lelah sama sekali. Eunhyuk kembali melihat jam tangannya. Kemudian memusatkan perhatian pada orang-orang penting dan beberapa orang kepercayaan mereka yang turut berdiri tak jauh dari utusan negara masing-masing.
Akhirnya, pertemuan kemudian ditutup dengan sebuah acara makan malam mewah di sebuah hotel berbintang yang diputuskan akan diadakan di Olympus Enterprises Resort. Bangunan megah yang merupakan milik Eunhyuk dan Yeong Eun. Aset yang berhasil mengirimkan laba mengagumkan atas pemasukannya. Eunhyuk mulai kesal. Kenapa semua hal hari ini seolah berlomba-lomba untuk terus mengingatkannya pada Yeong Eun? Seolah kegilaannya saat ini belum cukup membuatnya kehilangan akal.
Orang-orang itu mulai bangkit dari duduk. Diiringi oleh orang kepercayaan sekaligus petugas keamanannya, mereka berjalan keluar dipimpin oleh Mr. President yang berjalan paling depan. Tanpa punya banyak pilihan, Eunhyuk dan petugas lainnya mengekor di posisi masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WILD COUPLE
FanficLee Hyukjae dan Cho Yeong Eun adalah sahabat sejak kecil yang bekerja sebagai anggota agen DISK (Department Intelligence of South Korea). Semuanya baik-baik saja, sampai ketika orang tua keduanya terus memaksa untuk menikah. Tak ingin menerima renc...