EXTRA PART 6: That's My Kids!

936 102 25
                                    

Gwangjin, Seoul. 6 Mei 2025. 11.25 AM

DOR!

Yeong Eun menembak orang terakhir yang masih sanggup berdiri di ruangan itu. Ia menatap sekeliling dengan revolver terangkat. Setelah dipastikan bahwa seluruh lawan sudah tumbang, ia melangkah tegas dan hati-hati meninggalkan ruangan.

"Lantai dua sudah selesai. Aku sedang menuju ke lantai enam," lapor Yeong Eun pada alat komunikasi jamaknya.

"Lantai tiga sudah kubereskan." Eunhyuk ikut melapor.

Denting lift terdengar saat pintunya membuka. Yeong Eun masuk kemudian segera menekan tombol. Ia memeriksa ponsel yang menampilkan peta bangunan yang berisi titik-titik hijau, yang menginterpretasikan lokasi masing-masing orang yang tengah mereka tangani. Ia baru membereskan satu lantai, tapi tenaganya sudah terbuang terlalu banyak. Mafia sialan ini benar-benar menyulitkan.

Ting!

Yeong Eun melirik angka di atas pintu lift. Lantai 3. Pintu bergeser membuka. Di baliknya, tampak Eunhyuk berdiri sambil membuang revolvernya yang sudah kosong. Sebagai gantinya, ia mengambil senjata yang baru dari balik pinggang. Pria itu kemudian menyugar rambut sebelum kemudian mengangkat pandangan dan menatap Yeong Eun.

Yeong Eun menahan napas sambil meneguk air liurnya.

Demi Tuhan, hanya menyugar rambut. Namun, kenapa dia bisa setampan itu? Yang lebih parah, masa dengan gerakan seperti itu saja ia bisa terkesima? Pada suami sendiri pula!

Tatapan Eunhyuk menyusurinya dari ujung rambut hingga ujung kaki dalam beberapa detik yang singkat. Barulah kemudian pria itu masuk ke dalam lift.

Pintu menutup, membuat Yeong Eun merasa pasokan oksigennya seolah ikut dibatasi.

"Pelurumu masih ada?" tanya Eunhyuk.

"Aku hanya menghabiskan sebelas buah."

"Kita masih punya beberapa lantai yang harus dibereskan. Kuharap punyamu cukup."

"Aku akan melapor kalau memang persenjataanku tak memadai."

Kemudian semuanya hening.

Yeong Eun sedikit tersentak saat tangan Eunhyuk menyentuh tangannya. Pria itu lalu menariknya mendekat sambil memandanginya lekat-lekat.

"Pergelanganmu memar," bisik Eunhyuk. Hanya supaya suaranya tidak terekspos pada seluruh teman agen mereka yang ikut mendengarkan.

"Aku berkelahi tadi," jawab Yeong Eun perlahan.

Eunhyuk mengeluarkan elastic bandage kecil dari kantongnya kemudian mulai membebat pergelangan hingga ke sela-sela telunjuk dan ibu jari Yeong Eun. Tak sampai tiga menit, pria itu sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Yeong Eun tersenyum geli saat melihat betapa seriusnya wajah Eunhyuk. Gadis itu lalu menjangkau tangan Eunhyuk saat pria itu sudah melepaskan diri. Sambil mendekat dan menjinjit, Yeong Eun menjangkau wajah Eunhyuk lalu mengecup pipinya cepat.

"Terima kasih," bisiknya pelan.

Ting!

Pintu terbuka. Donghae berdiri di balik pintu sambil memandangi keduanya dengan setengah jijik.

"Guys, kita sedang bekerja. Kalian benar-benar senang menempeli satu sama lain, ya?" ejeknya kemudian sambil memasuki lift.

Yeong Eun tertawa. Sementara Eunhyuk tidak bereaksi, seolah tidak mendengar apa-apa. Setelahnya tidak ada yang bicara lagi. Donghae sendiri sibuk memeriksa perlengkapannya.

THE WILD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang