Bab 7- Pra Menstruation Syndrome

4.4K 267 21
                                    

Seoul, The House of Mr. and Mrs. Lee. 23 November 2018. 07.30 AM

Yeong Eun keluar dari kamar mandi dengan wajah lusuh. Rambutnya agak kusut. Dan penampilannya juga terlihat berantakan dengan setelan baju tidurnya. Ia sibuk memegangi perut dan area pinggangnya. Matanya menyipit saat mendapati bahwa kini Hyukjae sedang berbaring di atas ranjang. Menatapnya dengan cemas. Ia melirik jam, pukul setengah delapan pagi. Ia memang tidak pergi bekerja hari ini. Tapi Eunhyuk?

"Sedang apa kau di sini? Kau tidak bekerja?"

Yeong Eun bertanya dengan suara serak dan kering. Ia memutuskan untuk meneguk habis air putih yang ada di atas nakas. Membasahi kerongkongannya yang terasa seperti gurun pasir yang disiram panas matahari sekian tahun. Yeong Eun mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Masih memegangi perutnya. Sementara Eunhyuk berbaring menyamping, menopang kepalanya dengan tangan. Memandangi Yeong Eun.

"Sekarang tanggal 23."

Eunhyuk menjawab ringan. Jawaban yang tidak dibutuhkan. Karena pertanyaan gadis itu bahkan bukan soal kalender.

"Jadi, memangnya kenapa kalau tanggal 23? Kantor kita libur hari ini?"

"Memang tidak. Periodemu selalu datang di tanggal 23. Dan Pra Menstruation Syndrome-mu akan sangat menyakitkan untuk hari ini. Jadi, kau pasti membutuhkan kehadiranku dengan lebih ekstra untuk saat ini. Sini."

Eunhyuk membuka selimut. Menarik pelan tubuh Yeong Eun agar kembali berbaring. Menyelimuti mereka berdua agar tidak kedinginan. Yeong Eun menurut. Membiarkan Eunhyuk memeluknya. Tangannya terulur membalas pelukan Eunhyuk. Tangan pria itu mengusap-usap pinggangnya dengan pelan. Hal yang selalu dilakukan Eunhyuk saat penderitaan siklus bulanannya ini datang. Tindakan sederhana yang entah kenapa memang mengurangi banyak kadar kesakitan dan nyeri yang dirasakannya. Tangan pria itu masih bergerak teratur. Terkadang memijat pelan area perutnya. Menghilangkan sakitnya. Eunhyuk sudah melakukan hal ini sejak lama. Menjadi obat bagi Yeong Eun. Dan itu membuat Yeong Eun semakin sadar seberapa banyak ia sudah bergantung pada pria ini.

"Apakah tidak apa-apa kalau kita berdua tidak bekerja hari ini?"

"Tidak apa-apa. Aku sudah bilang pada Ketua Park. Dia bilang kita boleh cuti untuk satu hari ini. Tugas kita memang akan dilaksanakan besok."

"Baiklah. Kupikir tidak melihatnya untuk satu hari saja sudah cukup bagus."

Eunhyuk terkekeh. Menaikkan tangannya ke rambut Yeong Eun. Mengelusnya pelan.

"Musik?"

"Boleh."

Eunhyuk mengambil remote di atas kepala ranjang. Menekan tombol berwarna merah lalu terdengarlah suara musik klasik lembut yang memenuhi kamar. Menciptakan aura menidurkan yang membuat kepala Yeong Eun menjadi ringan. Eunhyuk membenamkan hidungnya dalam helaian rambut Yeong Eun. Menikmati kediaman mereka untuk saat ini.

"Kau ingin tidur sendirian saja?"

"Tidak. Aku sedang tidak mau sendirian. Kau perginya nanti saja."

"Baiklah."

Eunhyuk merapatkan pelukannya. Kembali mengusap pinggang Yeong Eun. Mengusap perutnya sambil memejamkan matanya. Keduanya hanyut ke dalam mimpi di antara alunan musik lembut.

***

Eunhyuk masuk ke dalam kamar. Masih mendapati Yeong Eun yang bergelung di balik selimut. Meringkuk dengan nyaman. Ia sudah selesai mandi tadi. Baru saja memastikan sarapan sudah tersaji di meja makan dan kembali untuk membangunkan gadis itu. Pukul Sembilan lewat. Sudah cukup siang. Tapi melihat wajah bayi itu malah membuatnya urung untuk sekadar bersin. Takut membuat keributan yang menyebabkan Yeong Eun terbangun.

THE WILD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang