with you

24.9K 765 54
                                    

Seorang perempuan tengah berkutat dengan sebuah kue bolu yang baru saja ia ambil dari oven. Dengan hati-hati, dia memindahkan kue itu ke atas tatakan kue, bersiap untuk menghiasnya dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kedua tangannya dengan cekatan memoles kue bolu yang polos itu dengan berbagai hiasan krim, coklat, taburan meses, selai, potongan buah, dan sebagainya. Hingga satu batang lilin yang disematkan di atas kue itu, menjadi penutup hiasan kue cantik itu.

"Haah...akhirnya, selesai juga..." hela napas lega perempuan itu, menatap penuh bangga dan kagum akan hasil kue yang ia buat.

Senyuman manis terukir di wajah lelah perempuan itu, namun tetap tak mengurangi kecantikannya. Sesaat kembali terkenang pada masa-masa yang sama ketika ia juga membuat kue seperti ini. Juga keadaan yang sama pada saat menjelang tengah malam, beberapa tahun silam. Momen-momen yang berulang, namun selalu ada hal yang berbeda di tiap waktunya. Entah itu hal kecil sekalipun, maupun hal besar.

Seperti pada malam di tahun ke lima ini. Bukan lagi seorang diri ia merayakan bertambahnya umur gadis kecilnya. Tapi ditemani juga oleh seseorang yang entah sudah menjadi takdirnya atau apa, bersedia menjadi pendamping hidupnya.Seseorang yang sama sekali tak ia bayangkan sebelumnya untuk hadir kembali dalam hidupnya. Memberi secercah cahaya, harapan, dan kekuatan di tengah masa terpuruknya menjalani hidup sebagai seorang single parent di usia yang terbilang muda. Di tengah krisis, ketika tak ada seorang pun yang membantu, bahkan orang tua atau kerabat sekalipun. Di saat ia sendirian menjalani hidup berdua dalam kesusahan dengan putri semata wayang yang sangat ia cintai. Meski tak seperti pasangan lain pada umumnya, tapi ia sangat bersyukur orang inilah yang dihadirkan Tuhan untuknya.

Banyak kata yang ingin ia ungkapkan betapa orang ini sungguh sangat berarti baginya. Walaupun, tentu saja harus melalui berbagai rintangan dan cobaan agar mereka dapat bersama.

Lamunan perempuan cantik itu terusik, kala sepasang lengan menyusup di sela kedua tubuhnya dari belakang. Dengan lembut mengurungnya dalam dekapan hangat si pemeluk. Pikirannya yang terbuai kenangan, kembali sadar, dan menyambut kehadiran si pemeluk dengan senang hati. Menyamankan diri dalam salah satu posisi favoritnya.

"Bagus bangeeet...hm jadi gak tega makannya. Pinter banget, siiihh..." ucap si pemeluk pelan, sengaja berbisik di sebelah telinga perempuan yang lebih pendek darinya itu. Dagunya bertumpu pada pundak pasangannya, seraya mempererat dekapan pada perempuan cantik itu.

Tawa kecil lepas darinya, seperti alunan merdu bagi si pemeluk. Dengan gemas mencuri ciuman di leher yang terekpos karena rambut yang diikat tinggi.

"Shan...jangan mulai, ntar gak jadi bikin kejutannya," Gracia mengingatkan, berusaha menjauhkan lehernya dari hujaman kecupan dari perempuan lebih tua yang tengah memeluknya itu. Meski berusaha menolak, tak ia pungkiri kecupan manis ini membuainya. Membuatnya mengeluarkan desahan pelan.

Shani yang jelas mendengar penolakan bercampur desahan itu pun, malah jadi gemas sendiri dan tetap melanjutkan kecupan-kecupannya yang kini mengarah pada bagian belakang telinga. Salah satu titik sensitif Gracia.

"Manis banget, siiihh...kuenya jauh kalah sama kamu."

"Shhaan...shh...udah, ah..nanti aja yahh.."

Gracia yang tidak ingin rencananya berantakan pun, dengan terpaksa menghentikan aksi Shani yang menggodanya. Walaupun ia juga sangat ingin menghabiskan waktu dengan istrinya ini, tapi gadis kecilnya masih menjadi prioritas.Shani mencuri satu kecupan panas dari bibir Gracia sebelum melepas perempuan itu dan memberi jarak. Sebelah tangannya masih setia merangkul pinggang perempuannya.

"Persiapannya udah siap. Untungnya putri tidur gak kebangun waktu aku ngehias kamarnya," ucap Shani. Sebelah tangannya mengusap lembut wajah Gracia. Memainkan jarinya di lekukan wajah elok di hadapannya itu.

with you (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang