Chapter 22

8.2K 1K 202
                                    

Vote and comment nya.



Daniel merasa lega setelah pelepasan terakhirnya pada Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daniel merasa lega setelah pelepasan terakhirnya pada Sena. Dilihatnya wajah penuh keringat Sena yang berada di bawah kendalinya. Mengecup kening wanitanya lalu berpindah untuk meraup bibir pink cherry istrinya itu.

Detakkan jantung masing-masing masih sama-sama terdengar di telinga mereka. Malah suara sensual suaminya masih bergerilia dia kepala Sena. Hanya satu kata yang jadi kebanggan Sena yakni Aku mencintaimu, Kang Sena.

Setelah itu, Daniel merebah tubuh besarnya ke samping sisi ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Istrinya. Dia memang mencintai Sena, melebihi apapun, bahkan jika nyawa taruhannya Daniel bersedia.

Hanya karena kekasih Daniel mereka seperti ini— atau cabut kembali kata kekasih untuk Yoonji. Daniel bisa memilih panggilan baru untuk wanita Choi itu dengan sebutan penghancur. Kecuali anaknya.

Daniel mengelap setiap bulir keringat Istrinya yang sudah lebih dulu terlelap dipelukannya. Mata Daniel tidak pupus dari mata sembab istrinya, kejadian tadi malam memang melukai perasaan Sena apa lagi dia. Melihat Sena di lorong bergumam memaki kebodohannya membuat Daniel sakit. Ini bukan kebodohan Sena, ini kebodohannya.

Andai saja jika Daniel tau Yoonji hamil dari awal, maka dia tidak akan menikahi Sena dan berakhir menyakiti hati Sena yang sudah hancur karena Jaehwan. Daniel tau kejadian yang terjadi antara Sena dan Jaehwan, jika ditanya darimana? Jawabannya adalah mata-mata sewaan Daniel.

"Maaf Sen, aku terlalu jahat untukmu," gumam Daniel.






"Maaf Sen, aku terlalu jahat untukmu," gumam Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon menghela nafas gusar pagi ini. Yap, ini hari libur tapi tidak seperti libur beneran, karena apa? Karena mereka masih dikurung di penjara sekolah. Menyusahkan.

"Kau masih mengerjakan tugas?" tanya Jihoon pada anak laki-laki yang satu kamar dengannya. Coba tebak siapa dia?

Ya, Jinyoung. Lelaki Bae ini masih menggeluti buku-bukunya, cita-cita menjadi dokter  untuk membanggakan Sena dan juga orang tua, kecuali Ayahnya. Jinyoung yang sadar dengan ucapan Jihoon kini beralih memandanginya. Sejurus kemudian, keluarlah nafas kasar dari lubang hidung Jinyoung.

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang