Chapter 37

6.8K 1K 185
                                        

Denger lagu sad atau melow ballad.







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoonji membuka matanya, sesekali ia mengerjap untuk memfokuskan penglihatan di dinding ruang inap. Tangannya menyentuh rambut pendek pria. Ia tersenyum lebar saat itu, tapi ia kembali teringat kejadian di cafe dan berakhir dengan dirinya berteriak minta tolong.

Sena terantuk stir mobil hingga membuat kepalanya banyak mengeluarkan darah. Yoonji khawatir, Sena sama sekali tidak terbangun saat itu.

"Daniel, bagaimana kea—" senyum Yoonji memudar saat melihat wajah pria Im itu.

Yoonji terkejut bukan main. Nafasnya tersendat dan ia memandang pria itu dengan ketakutan dan gemetaran. "Yoonji kau bangun, syukurlah."

Suara lembut dan tangan Youngmin menyapa bangun Yoonji dari Koma. Ia memandang Youngmin bingung. Sungguh, memori gelap itu masih terngiang-ngiang di kepalanya. Yoonji mengeluarkan air mata sembari tangannya meremas sisi ranjang ketakutan, "Yoon—Yoonji? Kau baik-baik saja?"

Yoonji beralih pada perutnya yang kempes. Ia memandang panik perutnya, "ma-mana bayiku?" ia gelagapan.

"Yoonji, Yoonji, dengarkan aku. Bayi kita baik-baik saja. Kau tenangkan diri dahulu. Aku akan panggil dokter." Youngmin berdiri hendak meninggalkan Yoonji.

Perlahan, Yoonji membuka semua peralatan rumah sakit. Ia meringis ngilu saat mengeluarkan jarum inpus itu. Ia berjalan sendiri. Ia keluar ruangan sendiri dan mencari dimana Daniel ataupun Sena.

Namun, hatinya lebih merasakan sakit luar biasa saat tidak mendapati bayinya disisinya. Ia berjalan tertatih sembari memegangi tembok. Dimana ruang bayi? Ia ingin melihat putri kecilnya yang rapuh.

Yoonji meneteskan air mata, perutnya sakit dan kakinya sedikit terluka karena kecelakaan itu. Wajahnya pucat, hampir seperti mayat hidup berjalan.

"CHOI YOONJI??" teriak suara berat itu.

Yoonji menoleh ke belakang. Dilihatnya Daniel dengan wajah merah sembari menghampirinya dengan langkah menakutkan.

Setelah sampai dihadapan Yoonji. Daniel mencengkram lengan atasnya, "masih selamat? Kenapa tidak mati?"

Yoonji terkejut bukan main mendengar kalimat menyayat Daniel. Yoonji berusaha menahan rasa takutnya, "Daniel, kau harus melihat—"

"BAYI ITU BUKAN ANAKKU. DASAR JALANG," bentak Daniel.

Daniel menarik Yoonji masuk kedalam ruang inapnya. Lalu, sedikit mendorong Yoonji hingga terduduk di sofa. Nyeri, perut Yoonji sangat nyeri dan perih. Daniel menangkup dagu Yoonji dengan satu telapak tangan. Ia hampir seperti psyco di mata Yoonji, "kenapa kau merencanakan hal buruk ini?"

Daniel melepas tangannya dari dagu Yoonji. Wanita itu memandang Daniel dengan linangan air mata, ia memang sering merasakan kekerasan seperti ini saat mereka bersama. Tapi, kekerasan kali ini lebih dari menyayat lagi, "kenapa, Yoon? aku sudah membantumu menjauh dari hubungan kakakku. Kenapa kau malah ingin membunuh calon anakku?"

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang