Chapter 43

5.7K 962 88
                                        

Dengarkan kembali lagu yang buat kalian terbawa suasana.




"Sena, ada yang ingin bertemu denganmu," suara Sungwoo mengejutkan Sena yang tengah serapan pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sena, ada yang ingin bertemu denganmu," suara Sungwoo mengejutkan Sena yang tengah serapan pagi.

Sungwoo yang tadi tidak dirumah kini membuka pintu sedikit lebar, mempersilahkan tiga anak berseragam SMA itu masuk. Arah mata Sena hanya tertuju pada Jinyoung, ia tidak mengenal Jihoon dan Woojin.

Jinyoung mendekat, ia memperhatikan Sena cukup lama. Sena berdiri dari duduknya dan kemudian memandang Jinyoung. Adik sepupunya menangis melihat Sena, berhadapan cukup lama hingga saling berpelukan. Melepas rasa rindu dan kecewa yang cukup dalam, dengan pelukan kedua belah pihak akan merasa nyaman.

"Kak," Jinyoung terisak rindu. Sena mengelus punggung adiknya, "kenapa kau meninggalkanku?"

"Aku— aku tidak meninggalkan siapapun," balas Sena.

"Aku datang untuk membawa dua adik kandungmu," ucap Jinyoung membuat mata Sena berbulat dan memandang Jihoon dan Woojin yang nampak sedih.

"Aku tidak," belum usai Sena bicara Jinyoung memotongnya.

"Kau pernah kecelakaan saat Tour sekolah. Lihatlah kembali masalalumu, kau harus kembali pada masalalumu. Kau punya tempat kak. Ada Aku dan keluargamu disini, ada Daniel hyung yang selalu menunggumu." Sena terdiam memandang Sungwoo, sedang lelaki Ong itu membuang muka seolah tengah membuang kepedihan.

Memang benar, semua orang menginginkan Sena dan Daniel bersatu. Mereka tidak ingin Sena selamanya bersama Sungwoo, ada yang salah. Pada awalnya kenapa yang berkorban dan menolong selalu terbuang, Sungwoo selalu terbuang. Baik keluarganya bahkan kini hatinya ikut dibuang begitu saja.

"Kak, itu Jihoon dan Woojin, adik kandungmu. Ingatlah sedikit, kak. Kami akan membantumu." Jinyoung menyentuh jemari Sena, memberi kekuatan semampunya lewat genggaman tangan halusnya.

Jihoon dan Woojin mendekat, mereka nampak sedikit sedih. Sedetik kemudian sebuah pelukan dari sisi kanan dan kiri mengejutkan Sena. Ia melihat Woojin dan Jihoon secara bergantian, ia ingat saat itu Jihoon memperkenalkan namanya di sekolah mereka.

Sena masih tidak ingat, sama sekali tidak ingat apapun. Setaunya Ayah Park sudah meninggalkannya, kenapa dua orang ini datang dan mengaku-ngaku menjadi adik kembar Sena?

Mustahil bukan, tanpa langkah kecil mereka langsung berlari di hadapan Sena. Siapa mereka? Dan siapa Sena sebenarnya? Dia saja tidak mengenali dirinya sendiri, kenapa Bibi dan Paman Bae menyembunyikan hal besar ini?

Ini terlalu tergesah-gesah. Sena lelah dengan keterkejutan hidupnya, ia memasang wajah biasa saja. Anggap jika ia lelah untuk hidup, dan hidupnya kali ini hanya untuk dua buah hatinya di dalam rahim. Tidak ada yang istimewa baginya saat pertemuan ini, hal ini malah membuat ia merasa resah dan kesal. Entah kenapa sisi Iblis itu terus keluar, Apapun yang berhubungan dengan Daniel membuatnya kesal.

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang