Chapter 7

10.2K 1.3K 25
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pulau Jeju,

Pulau Jeju,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Lelaki berbadan tegap dengan kulit seputih susu kini tengah menghubungi temannya untuk membicarakan soal sifat dirinya sendiri pada seseorang di ponsel. Kemaren tanpa sengaja ia mencium istrinya sendiri. Apa itu salah? Itu bukan suatu kesalahan, namun baginya itu tindakan yang tidak disengaja dan kesalahannya pula.

"Sungguh, aku tidak tau kenapa aku jadi seperti ini. Rasanya aku ingin bunuh diri saja."

"Kau gila, Daniel? Sekarang bagaimana? Coba kau jawab pertanyaanku, emm.." seseorang di sebrang sambungan tengah berpikir. "Kau masih menyukai Park Sena? Ah tidak, Apa kau jatuh cinta lagi pada Sena?"

Daniel melotot bukan main, walau Sungwoo tidak tau ekspresinya tetap saja rasanya Daniel ingin marah. "Kau yang gila. Mana mungkin aku jatuh di perangkap yang sama. Aku masih mencintai Yoonji."

"Ya tuhan, Yoonji? Choi Yoonji? Kau mencintai Choi Yoonji?" Sungwoo menarik nafas. "Hei! Kau pikirkan Sena. Bagaimana jika ia tau kau dan Yoonji. Agh.. Kau dan Yoonji masih pacaran?"

Daniel mengangguk, "Iya, Yoonji dan aku pacaran."

Prank!!

Daniel menoleh pada sumber suara, disana tepat disana seorang Park Sena yang tadinya membawa teh kini menumpahkannya menjadi belingan kaca. Ia berjongkok untuk mengutipi pecahan kaca itu, tapi karena terlalu panik ia malah melukai jemarinya hingga berdarah.

Daniel mematikan ponsel walau yang menghubunginya tengah bicara. "Kau tidak apa?"

"Ah, Iya. Aku hampir terpeleset," balas Sena tersenyum.

Walau pada nyatanya Sena sempat mendengar kalimat. 'Iya. Yoonji dan aku pacaran.' Sena mengutipi kembali pecahan kaca itu dan kembali ke dapur.

Gemetaran, sakit dan bimbang. Ia baru sampai di Jeju, ia baru menikah kemarin lusa dan sekarang harus di kejutkan dengan kalimat yang dilontarkan Daniel. Nafasnya sesak, bagaimana bisa ia menikahi lelaki yang mencintai orang lain.

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang