Chapter 21

7.7K 1.1K 124
                                    

Hidupkan lagu mellow atau ballad





' Babogachi aswium manheun noraega, Haneure dahgireul. Nunmul soge bamsae-un nae gidoga, Ma-eume dahgireul'

Suara pengisi suasana Mart yang saat ini Sena dengarkan sembari mengelililingi barisan rak disalah satu Mart yang tak jauh dari Apartement. Daniel tidak menemani ia berbelanja barang harian, hari ini Bibi Lee tidak bisa datang. Makanya Sena melakukan tugas rumah tangga sendiri. Daniel bilang ia ada jadwal Meeting mendadak dan itu cukup membuat Sena panik menyiapkan kemeja suaminya untuk kerja. Benar-benar Istri yang cekatan.

"Sena?" suara pria memanggilnya. Sena menoleh ke belakang melihat satu anak kecil dengan Jaehwan yang mendorong troli belanja, "kau belanja, ya?"

Basa-basi seperti apa yang Jaehwan ucapkan. Sudah tau mereka di Mart masih juga bertanya seperti itu. Jaera mendelik kemudian menarik kaos polos sang Ayah sembari berkata, "Ayah seharusnya bilang 'Selamat pagi nona cantik' bukannya bertanya seperti itu."

Ya tuhan anak ini. Batin Jaehwan.

"Ah, Mama belanja apa?" tanya Jaera memandang keranjang Sena yang diisi dengan susu ibu hamil dan beberapa sayuran, "Mama punya dedek?"

Jaehwan memajukan diri kemudian ikut memeriksa belanjaan Sena. Wanita Kang itu nampak panik sembari menutupi susu hamil itu dibawah sayuran. Taukah Sena bagaimana perasaan Jaehwan. Apa Jaehwan harus bersedih sekarang? Bukankah bagus jika Sena hamil? Kenapa dia begitu sakit dengan adanya susu hamil itu?

Jaera memegang perut Sena sembari mengelus perut kosong itu, "adik tumbuh besar ya. Aku menunggumu keluar."

Sena sedikit nyeri mendengar kalimat Jaera, anak itu sudah membangkitkan rasa luka Sena. Kapan Sena bisa hamil seperti Yoonji? Sudah empat bulan dia menikah dengan Daniel tapi kenapa belum diberi anak sama sekali? Sena bahkan sudah mencoba segalanya bahkan saran dokter waktu itu sudah Sena laksanakan. Apa Sena akan berakhir tragis? Apa Daniel akan meninggalkannya setelah itu?

Yoonji akan memberikan Daniel anak sedang dirinya- apa Sena bisa bertahan diposisi itu? Dia bahkan ragu dengan ucapannya beberapa bulan lalu. Itu menyakitkan jika diingat. Berusaha tegar pun percuma, Sena tidak kuat membagi hatinya. Dia sudah cukup bahagia menjadi istri Daniel. Hanya Daniel yang memberi senyum untuknya tapi Daniel juga yang memberi luka di hatinya.

Jaehwan memandangi perubahan raut wajah Sena. Jangan ditanya jika Jaehwan khawatir, tentu ia sangat khawatir terhadap Sena. Jaehwan menyentuh lengan atas Sena sembari mengelus memberi kenyamanan yang membuat Sena lebih tenang.

Sena sudah banyak menyesal. Melihat Jaehwan, mengingatkannya pada Sora yang menderita karena kebenciannya. Melihat Daniel, Sena hanya bisa mengingat betapa bodohnya ia untuk terus melanjutkan kehamilan simpanan suaminya. Lalu siapa yang Sena lihat agar ia bahagia? Tidak ada.

"Ayah, Jaera mau ambil buah itu dulu."

Jaera berlari pergi sedang Jaehwan kini mendekat pada Sena lalu bertanya, "ada apa?"

Sena menunduk lalu menggeleng, seluruh tubuhnya bisa limbung jika mengingat rasa sakit yang ia pendam selama ia tau bahwa simpanan Daniel hamil anak suaminya. Itu menyakitkan, "katakan padaku. Anggap aku sahabatmu."

Berat sebenarnya untuk mengatakan kata sahabat, Jaehwan sangat ingin Sena menjadi pendampingnya. Jaehwan terima status Janda Sena bahkan mungkin Jaehwan akan menerima anak Kang Daniel jika memang Sena hamil dan Daniel meninggalkannya. Jaehwan memegang tangan Sena, sentuhan sama seperti beberapa tahun lalu.

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang