Chapter 24

6.8K 1K 88
                                    

Vote and comment nya, oke?





Sena masih sibuk mengelus kepala Rooney sedangkan Peter terus mendekat sembari menghelus kaki Sena dengan manjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sena masih sibuk mengelus kepala Rooney sedangkan Peter terus mendekat sembari menghelus kaki Sena dengan manjanya. Kucing itu sama dengan majikannya, sama-sama senang dielus Sena.

"Ooh, aku lupa menelpon Yoonji," gumamnya.

Sena menggendong Peter sembari mengelus-ngelus kepala kucing itu, ia berjalan ke kamar untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai kamar. Usai menelpon Daniel seharian penuh sambil tiduran di lantai, ia meletakan ponselnya di lantai dengan sembarangan. Lupa akan kedisiplinannya.

Seharian ini, Sena merasa sepi. Jaera yang biasanya datang malah sedang pergi ke Daegu untuk menjenguk neneknya. Tidak mungkin Sena mendatangi Jaehwan yang sendiri di Apartement. Apa kata tetangga jika melihat hal itu?

Bisa-bisa Sena diusir karena digosipkan sebagai wanita yang tidak benar.

Sena mencari kontak Yoonji. Setelah lama mengenalnya, ternyata Yoonji orang yang gampang akrab dengannya saat ini. Yoonji juga paham jika Sena adalah istri Daniel. Tapi, apa Sena tau, jika orang yang ia anggap teman itu mengkhianati kebaikannya?

Bagaimana tindakan Sena jika tau anak dalam kandungan Yoonji bukanlah anak tiri dirinya?

"Hallo, Sena?"

"Emm, Yoonji. Kau sedang apa?" tanya Sena setelah Yoonji mengangkat panggilannya.

"Aku sedang mengamati perutku yang terus besar. Aku jadi nampak gemuk, Sen. Oh, Sen. Boleh aku panggil kau kakak?"

Sena tersenyum dan menuruni Peter lalu berbaring di ranjang, "emm, tentu saja kau boleh memanggilku kakak. Yoonji, usia kehamilanmu sudah lima bulan, kan? Apa kau tidak mengidam?"

"Ada. Aku rasa, aku harus menemuimu. Aku dan dia rindu denganmu."

Sena terkekeh lalu duduk di atas ranjang dengan antusiasnya, benar jika ia antusias. Dia tetap berpikir positif untuk menerima anak itu ditambah dia sangat mencintai anak kecil, "benarkah? Hay Baby Kang, apa kau rindu denganku?"

"Emm, aku lindu mommy Sena," Yoonji menarik nafas, "aku harap kita akur terus, kak."

Sena menyeka air matanya yang hampir jatuh, "emm. Aku juga be-"


Tingtong.

"Yoonji, ada tamu. Sudah dulu ya?" Ucap Sena sembari melangkah keluar kamar. Baik Yoonji atau Sena kini sama-sama lupa mematikan sambungan.

Sena berjalan dengan masih memegang ponsel. Diletakkannya ponsel itu di meja ruang tamu, kemudian mengangkut Peter dan Rooney masuk ke kandang. Seusai semua beres, Sena berjalan maju ke pintu Apartement. Dilihat layar intercom yang menampakkan sosok Sungwoo yang menunduk dan lemas.

Ada apa dengan si Ong ini?

Sena bingung tapi dia tidak perduli. Dibukanya pintu dan disana Sena bisa mencium bau menyengat lelaki Ong ini, bau minuman yang Sena benci. Ong langsung memeluk Sena.

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang