Chapter 39

6.1K 1K 179
                                    

Seperti biasa. Lagu ballad atau sedih atau apalah.

 Lagu ballad atau sedih atau apalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bugh!!

"Brengsek!" Jihoon memukuli Daniel.

Tubuh Daniel sudah tidak di dalam ruang kepala sekolah, lebih tepatnya mereka sudah keluar dari ruangan kepala sekolah dan menjadi tontonan para murid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Daniel sudah tidak di dalam ruang kepala sekolah, lebih tepatnya mereka sudah keluar dari ruangan kepala sekolah dan menjadi tontonan para murid. Terutama kegiatan brutal Jihoon pada Daniel, ia menyepak Daniel yang sudah berdarah-darah dengan sangat keras.

Ayah Park tidak bisa bicara lagi, ia menyerahkan hukuman itu pada Jihoon. Benar, Jihoon terlihat sangat marah dan berapi-api. Sedangkan, Jinyoung dan Woojin ditahan Sungwoon. Ini memang sulit, tiga lawan dua. Daniel diam saat ia disepak dan ditendang adik iparnya itu. Sungwoon tidak bisa banyak membantu, karena kini kedua tangannya menahan Jinyoung dan Woojin yang terus memberontak.

Jihoon menangis deras, ia menarik kerah baju Daniel. Mendorong Daniel hingga jatuh kembali lalu membantu Woojin agar terlepas dari genggam Sungwoon, "pukul dia, dimana jiwa seorang adik lelaki? Kakak perempuan kita sedang di permainkan dan dia harus dapat hukuman berat. Bunuh saja dia."

"Benar, bunuh saja dia," sambung Jinyoung. Sungwoon membulatkan matanya setelah mendengar penuturan Jinyoung yang amat sangat mengejutkan.

Ia tidak bisa menahan tiga anak SMA itu sendirian, Jinyoung menghentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Sungwoon yang lengah. Begitu juga yang dilakukan Woojin saat itu.

Lelaki bergigi gingsul itu berjalan mendekati Daniel yang tersungkur di bawah tanpa alas apapun. Ia memandang nanar ke arah Daniel. Sakit, ketika sudah waktunya bertemu sang kakak. Ia harus kehilangan sang kakak karena orang seperti Daniel.

Bugh!

"Jika kau membahagiakan kakakku. Kau tidak akan seperti ini." Hanya sekali tendangan keras pada perut Daniel.

" Hanya sekali tendangan keras pada perut Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang