SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL THE POSSESSIVE HUSBAND.
[Private] • [Complete]
Isi : Prologue - Chapter (1-49) - Epilogue.
Kang Daniel dan Park Sena harus menjalani kewajiban dengan cara menikah. Namun siapa sangka ternyata Park Sena dibeli oleh keluarga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang seharusnya indah bagi para pengantin baru justru menjadi kekangan untuk Park Sena. Ia terbangun dan duduk sembari meremas kain yang membungkus kasur. Daniel tidak ada disampingnya selama satu malam.
Kenapa? Ia tidak tau.
Sena menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya sembari membuat sesak di dada berkurang. Dia tidak menginginkan malam pertama tapi seiring waktu, Daniel berubah dari saat ia semasa SMA. Pergi kemana sosok Daniel yang dulu? Dia begitu hilang ditelan bumi setelah nama Eui Geon juga ikut pergi.
Ctak.
Daniel membuka pintu kamar, Sena tidak menyadari keberadaannya. Terbukti, dari cara Sena tidak melihat ataupun terkejut dengan suara pintu. Perlahan ia membuka lebar tapi terdengar isakan dari suara Sena yang bersembunyi di kedua lutut putihnya.
Daniel mundur satu langkah. Ia bingung kenapa gadis Park itu menangis di pagi hari begini. Semakin Daniel ingin mendengar suara itu seakan membuat luka baru di dadanya.
Ia memalingkan wajah kemudian menutup pintu perlahan. Dia bersandar dibalik pintu sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kesalahan terfatal adalah menikahi Sena. Ya, secara langsung ia melukai Sena dan Statusnya.
Ia ingin menjambak rambutnya untuk melampiaskan kebodohannya. Apa dia menangis karena aku? Ya tuhan Kang Daniel ada apa denganmu? Batin Daniel.
Ctak.
Pintu terbuka dan Sena keluar lalu terperanjat saat melihat Daniel didepan pintu sembari memasang wajah bingung dan panik. Seperti maling.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Daniel tersenyum kemudian berpikir untuk membuat kecanggungan sirna, "kau mau serapan?"
Ia berusaha menetralkan semua yang telah ia dengar tadi. Setidaknya mengurngi rasa cangguhnya saat ini.
"Sejak kapan kau disini?" tanya Sena.
"Emm.. Sudah ayo masakan aku sesuatu," ujar Daniel sembari menarik Sena menuju dapur Villa.