Chapter 35

6.8K 1K 226
                                    

Sungwoo memegang jemari Sena yang dingin saat mereka telah keluar dari bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungwoo memegang jemari Sena yang dingin saat mereka telah keluar dari bandara. Tangan kosongnya satu lagi, ia gunakan untuk menggeret koper Sena. Ia mengamati beberapa orang disana, keberadaan adik angkatnya masih tidak terlihat. Dilihatnya Sena yang termenung sedari kemaren, ia benar-benar sakit melihat Sena seperti ini. Matanya sedikit sembab dengan tangan yang masih mengelus perutnya yang berusia dua bulan.

Sungwoo melupakan map kehamilan Sena, tapi tidak mungkin ia mengambil map itu. Daniel pasti sudah pulang saat ia melupakan map itu. Biarlah, setidaknya hanya map itu yang bisa menemani Daniel. Itupun jika Daniel memang merasa bersalah atas Sena.

"Hyung?" teriak lelaki muda bertubuh tinggi.

Lelaki itu setengah berlari, kemudian menyapa kakak angkatnya dengan pelukan rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu setengah berlari, kemudian menyapa kakak angkatnya dengan pelukan rindu. Berapa lama mereka tidak berjumpa? Rasanya begitu sepi jika tidak ada Sungwoo.

Lai Guanlin, lelaki kecil yang dibuang orang tuanya. Meninggalkan tubuh dingin Guanlin didepan rumah panti Nyonya Byun bersama dengan surat kecil bertuliskan. Namanya Lai Guanlin. Aku akan mengambil putraku jika masalahku sudah selesai.

Entah kapan Ibu Guanlin akan menjemputnya. Mustahil jika wanita itu kembali, bahkan setelah pindah dari Busan ke Daegu. Wanita itu juga tidak menjemputnya.

Guanlin memandang Sena dengan bingung, pasalnya Sena hanya terdiam dan tidak menyadari keberadaannya.

"Kak Hani? Woah, pantas saja Hyung-ku mau menikahimu," ujar Guanlin membuat Sena memandang bingung ke arah Sungwoo. Sedangkan Sungwoo tidak bereaksi sama sekali. Mungkin, inilah satu-satunya cara agar Sena dan Daniel benar-benar berpisah.

"Sung—"

"Ayo kita pulang. Kau mengurus anak panti dengan baik, bukan? Bagaimana dengan si kecil Jeje itu?" tanya Sungwoo pada adik angkatnya begitu Guanlin menarik koper Sena, sedang Sungwoo masih setia menggenggam tangan Sena.

"Sungwoo, kita harus bicara," Sungwoo menghentikan bicaranya pada Guanlin setelah ungkapan Sena keluar.

Perlahan ia melirik Sena kemudian berkata, "kita akan bicarakan jika sudah sampai rumah kami."

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang