Chapter 32

6.7K 971 170
                                        



"Daddy?" teriak dua orang anak berbeda kelamin pada Daniel.

Daniel hanya melongo bukan main melihat dua anak itu tersenyum sangat khas dengan dirinya dan Sena. Dipandanginya Sena yang ikut melangkah bersama dua anak itu.

Darimana Sena membawa dua anak itu? Apa Sena kembali menculik anak tetangga seperti saat ia menculik Jaera sampai membuat Jaehwan mati ketakutan? Tapi, bedanya kenapa anak-anak itu memanggilnya Daddy.

"Mommy, bilang ia sangat mencintaimu," bisik anak lelaki itu. Daniel berdiri memandang Sena yang tersenyum memandang dirinya.

"Mereka hadiah untukmu." Daniel tersenyum, lalu menggendong bocah lelaki di dekatnya.

"Jadi, ini hadiah Daddy. Cium, Daddy." bocah lelaki itu mencium pipi Daniel dengan sayang. Tapi, belum ia mengangkat anak perempuannya, perlahan baik Sena atau kedua anak itu hilang entah kemana.







 Tapi, belum ia mengangkat anak perempuannya, perlahan baik Sena atau kedua anak itu hilang entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Daniel pulang tanpa bicara pada Yoonji, ia tidak tahan berlama-lama di neraka seperti ini. Apa lagi setelah ia bermimpi buruk seperti itu, rasanya ia jadi sangat khawatir dengan Sena dan dua anak itu. Apa itu anak Yoonji? Tapi, kenapa Sena ikut hilang?

Karena merasa tidak nyaman di Apartement Yoonji, alhasil Daniel pulang pukul enam pagi. Setelah sampai ia tidak membangunkan Sena, melainkan mandi dan memakai jas kerja kembali. Dilihatnya Sena tidur dengan piyama berwarna merah, tidak ada kekurangan apapun pada wajah cerah Sena.

Wanitanya sangat hebat. Daniel salut pada kekuatan Sena selama ini. Mungkin, sebagian wanita bersuami akan langsung menceraikan suaminya atau tidak ia akan bunuh diri karena suaminya.

Daniel mendekati Sena, menyisihkan rambutnya dibalik telinganya lalu menyentuh keningnya hingga berakhir mengecup singkat keningnya.

"Aku mencintaimu," ucap Daniel memandang wajah tenang istri tersayangnya.

Tak lama kemudian Daniel terkejut melihat map pemeriksaan di nakas, tidak ada nama pemiliknya disana. Daniel berpikir sejenak, ia hanya sekilas berpikir ini milik Yoonji. Lalu meletakkannya kembali, sampai sekarang ia tidak ada niatan untuk melihat hasil pemeriksaan Yoonji.

Entahlah, tapi Daniel memang tidak merasakan adanya naluri seorang Ayah untuk anak dalam kandungan Yoonji. Daniel menyentuh perut Sena, sungguh wanitanya nampak sangat letih dan tidak menyadari apapun, "kapan dia tumbuh? Aku sangat menantikan dia." Daniel menunduk, tapi tidak berlangsung lama karena ponsel Daniel berbunyi.

Lantas pria dengan setelan jas yang sudah rapi itu berlari keluar dan mengangkatnya disana. "Tuan, dokumennya hilang."

"Dokumennya bersamaku. Tunggu saja di mejamu," balas Daniel pada karyawan lelakinya.

Daniel hendak kembali ke kamar, tapi pekerjaannya menunpuk hari ini. Mungkin hari ini ia akan lembur dan benar-benar harus bekerja keras untuk masa depan anaknya di rahim Yoonji dan untuk Sena.

Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang