SUDAH TERBIT DENGAN JUDUL THE POSSESSIVE HUSBAND.
[Private] • [Complete]
Isi : Prologue - Chapter (1-49) - Epilogue.
Kang Daniel dan Park Sena harus menjalani kewajiban dengan cara menikah. Namun siapa sangka ternyata Park Sena dibeli oleh keluarga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sena membawa Sungwoo ke Apartement lelaki Ong ini. Ini pertama kalinya ia mendatangi tempat Sungwoo, membawa Sungwoo masuk ke kamar lelaki itu lalu membaringkan lelaki itu di kasur.
Sena menegangkan badannya hingga bunyi krutuk terdengar dari punggungnya yang letih karena menggotong Sungwoo. Lelaki ini demam dan ia nampak sangat kurus. Apa benar Sungwoo seperti ini karenanya? jika benar, kenapa Sungwoo sangat nekat dengan hal itu.
Sena memandang kamar Sungwoo, ada foto mereka bertiga disana. Sena menyentuhnya, masa SMA yang ia rindukan adalah masa dimana mereka tertawa dan saling melempar ejekan antara si gemuk dan si kurus.
Sena tersenyum lalu menunduk. Ia keluar dari kamar Sungwoo, mencari dapur dan mencari bahan masakan yang bisa ia buat. Sejenak ia terdiam, ia melupakan Daniel. Sena lupa pada serapan lelaki itu. Lagian Daniel pintar, dia bisa membeli sesuatu sebelum bekerja.
Hanya bubur, tidak ada bahan lain untuk di buat. Isi lemari pendingin Sungwoo kosong, nampaknya lelaki Ong itu tadinya hendak berbelanja barang harian.
Sena kembali ke kamar, melihat Sungwoo yang tertidur dengan keringat yang bercucuran serta tangan yang gemetar. Sena mendatanginya. Mengelap keringat itu dengan kain yang entah ia dapat darimana.
"Sena?" lirihnya.
"Iya, aku disini," balas Sena dingin.
"Jangan bersikap dingin lagi padaku. Tetaplah seperti biasanya. Maafkan aku," ujar Sungwoo.
Sena memunduk, sebegitu jahat 'kah ia disini? Kenapa dia begitu tidak tega dengan Sungwoo. Kenapa sekarang ia merasa jika Sungwoo benar-benar sendiri? Dia tidak memiliki teman yang sangat dekat dengannya, bahkan Daniel tidak datang untuknya di saat seperti ini.
"Aku buat bubur," ucap Sena mengalihkan pembicaraan. Sungwoo masih memejamkan matanya, rasa pusing masih menyerangnya kepalanya, "buka saja mulutmu."
Sungwoo malah membuka matanya melihat Sena dalam diam, "Sena, kau tidak harus bersikap seperti-"
"Aku minta maaf karena marah padamu. Aku merasa sakit saat kau bilang Yoonji tidak mengandung anak Daniel," kejar Sena.
Sungwoo tersenyum simpul kemudian membuka mulutnya untuk segera mendapat serangan suapan dari Sena. Wanita Kang ini tidak berekspresi sama sekali, ia tidak menyadari senyum yang di lukis Sungwoo.
Perasaan Sungwoo jadi lebih lega, walau tidak selega jika memiliki Sena. Tapi, Sungwoo tidak serakah, malam itu Sungwoo hanya kalut dan berada di bawah kendali minuman.
Sungwoo sebenarnya bukan tipe lelaki pemabuk, dia ke bar hanya untuk menghilangkan stres dengan satu gelas saja. Tapi seolah tercandu, ia jadi lupa diri karena menghabiskan berpuluhan gelas.
"Kau tau Sena? Aku juga terkhianati oleh kebohongan adikku. Aku merasa malu karena kelakuannya. Tapi, saat itu ia sedang kalut karena di perkosa dengan orang yang ia tidak kenal," jelas Sungwoo setelah menelan buburnya.