Chapter 41

6K 995 206
                                    




Tiga bulan lamanya, Daniel hanya melihat gambar USG dan foto Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiga bulan lamanya, Daniel hanya melihat gambar USG dan foto Sena. Ia mencari Sena, tapi nihil. Ia tidak mendapatkan apapun, sepertinya memang ada yang menutup akses ia untuk mencari Sena.

Siapa?

Daniel berjalan, kakinya sudah pulih. Ia sudah berkali-kali bertanya pada Jaehwan, Dokter Jihyun dan pada semua orang yang dekat dengan Sena, semuanya nampak menutupi arah kepergian Sena.

Daniel memilih jalan, ia ingin makan sesuatu, ingat pesan sang Ibu tempo hari lalu. Ia tidak boleh menahan lapar dan haus hanya karena masalah kepergian Sena. Ia harus tetap hidup dan sehat, jika ingin bertemu Sena. Dari kejadian ini Daniel mulai berpikir jika selama ini kelakuannya sangat tidak dewasa. Memperlakukan Sena seperti orang asing sedang Yoonji sangat ia perhatikan.

Jika saja hari itu ia tidak tersulut emosi, andai saja hari itu ia tidak mengangkat tangan hanya karena marah, dan andai saja ia tidak berkata ingin menggugurkan anak dalam rahim Sena. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

Sekarang apa? Daniel tidak bisa menyentuh Sena kembali. Berikan ia satu kesempatan untuk melihat Sena tersenyum dan memandang perut besarnya. Daniel ingin berada disamping Sena, menemaninya dan membantunya menjalani masa kehamilan sebagai seorang suami.

Setetes hujan mengenai hidung Daniel, ia terdiam dan segera menepi di depan pertokoan yang tertutup. Matanya memandangi beberapa orang yang berlarian. Satu yang membuatnya teringat oleh hujan, ia teringat bagaimana Sungwoo datang dan memakinya karena lupa membawa payung. Di masa kuliah saat diluar negri, mereka memang satu kampus dan saling berbagi kamar.

Daniel teringat masa dimana Sungwoo tengah sibuk menyetir sedang ia menyuapi beberapa biskuit. Ingat betul, saat mereka bangun terlambat dan makan di dalam mobil dengan cara seperti itu.

Daniel terisak kecil, namun ia tepis rasa sedih itu. Ia sudah cukup kehilangan semua, sahabat dan istri tersayang, serta calon bayinya.

Ia memandang ke arah samping, seseorang berdiri dengan mata berkaca. Lelaki sebaya dengannya kini memasang wajah sedih. Lelaki itu mendekat, berusaha meyakini jika yang ia lihat adalah Kang Daniel. Pria Kang yang keras kepala, serakah dan sangat membangkang.

Daniel memandangnya lama, benarkah lelaki itu berdiri di sisi sampingnya sedari tadi? Apa Daniel bermimpi?

"Daniel," lirih lelaki itu.

Daniel membulatkan matanya karena sosok itu benar-benar nyata saat ini. Ditambah lagi, lelaki itu sudah memeluk Daniel hingga tidak ingin lagi terlepas.

"Su-sungwoo?" Daniel masih tidak percaya, "Ong Sungwoo," pekiknya membalas pelukan Sungwoo.

"Su-sungwoo?" Daniel masih tidak percaya, "Ong Sungwoo," pekiknya membalas pelukan Sungwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang