14. Ini Buat Gue?

7.1K 336 40
                                    

Happy Reading ^-^

^^^-^^^

Nara menoleh mendapati seorang cowok berkulit sawo matang. Cowok itu berpakaian sederhana, kaos hijau yang agak kumal dan celana panjang yang sobek di lututnya. Dan satu lagi, tindik pada hidung dan telinga kirinya. Muncul satu kesimpulan. Korak.

Jika cewek lain yang diajak berbicara oleh cowok itu mungkin akan takut. Tidak dengan Nara. Ia bersikap biasa saja. Dont judge by cover. Itu yang selalu tertanam di pikirannya. Sesangar apapun seseorang, walaupun orang itu terlihat bengis dan kejam, ia tak akan pernah takut. Bisa aja hatinya lebih lembut kan?

Ia juga tak berniat menghina atau merasa ilfeel dengan penampilan cowok itu. Buat apa gua ngerasa kayak gitu? Apa bedanya sama gue? Toh gue juga korak.

"Iya?"

"Boleh minta id line gak?"

Kasih gak ya? Tapi gue gak kenal, batinnya berbicara. Ia bingung apakah harus membagikan id linenya atau tidak. Emang dia cewek nakal, tapi dia gak murahan. Ia juga bukan penggila cogan. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk memberinya id line.

"Boleh."
"Ini.." cowok asing itu menyodorkan ponselnya dan Nara menuliskan id linenya di kolom pencarian teman.

"Oke. Thanks," ucap cowok itu dan berlalu pergi.

"Lo kenal?" tanya Rendra yang entah sejak kapan sudah kembali dari toilet.

"Gak lah. Biasa fans."

"Oh. Ya udah yuk gue anterin pulang."
"Yuk!"

^^^-^^^

Seorang wanita paruh baya dengan piyama tidur berwarna putih berdiri di depan jendela kamar. Wanita itu mondar-mandir sibuk mengecek ponselnya. Layar ponsel masih berwarna hitam, itu artinya belum ada notifikasi yang masuk.

"Kemana aja sih! Bales pesan aja lama banget!" gerutunya.

Beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar. Akhirnya ada pesan masuk untuknya. Pesan yang datang dari orang yang benar-benar ditunggunya dari tadi.

From : 0856-7312-XXXX

Semua baik-baik saja.

Pesan yang hanya memuat empat kata itu membuatnya bernapas lega. Ia senang karena itu tandanya tak ada yang perlu dikhawatirkan.

^^^-^^^

Nara menuruni tangga. Kedua mata indahnya melihat meja makan kosong tak ada orang. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 06.10. Artinya acara sarapan sudah terlaksana dari tadi. Jangan tanya kemana Fishah dan Papanya sekarang. Pasti mereka sudah berangkat.

"Non Nara. Tuan dan Non Fishah sudah berangkat."

"Iya Bi Wati, Nara tau kok."

"Non Nara mau dibawain bekal?"

"Boleh bi."

"Oh iya-iya. Bibi ambilin dulu bekalnya."

Cewek itu menatap sendu pada wanita tua berperawakan gendut di depannya. Tak kaya juga tak cantik. Anehnya ia malah menganggap wanita tua itu sebagai wanita tercantik kedua setelah mendiang bundanya.

"Ini Non." Nara menatap sepasang tangan keriput yang memberikan sekotak makan lengkap dengan botol minum.

"Non? Lho kok ngelamun to? Nanti telat..."

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang