52. Rafishah Diandra (3)

4.4K 224 22
                                    

Seneng deh bisa update lagi^-^
Seneng juga karena baca komentar kalian! walaupun komennya masih "next & next" doang setidaknya itu penyemangat buat saya ((:
Makasih buat yang mau komen panjang-panjang, bahagia buuaaangeeeet bacanya!! sebahagia saya kalo diajak kencan doi *eeaakkk:v
Udah lah skip aja, kalo saya lanjutin curhat ga bakal ada habisnya :")
Selamat membaca readers tercinta sayaaaaa!!! <3


^^^-^^^


Bagai berteriak sekeras-kerasnya di tengah hutan belantara. Tidak ada yang menyahut dan tidak ada yang mendengar. Seperti itulah kehadiran Fishah di ruangan ini. Meski ia menangis dan terisak hebat, tak kan ada seseorang yang sukarela menghampirinya untuk sekedar menenangkannya. Semua menutup telinganya rapat-rapat. Ia seperti seonggok sampah yang terbuang di pinggir jalan, hanya dilihat sekilas lalu diabaikan lagi.

Ini semua gara-gara Nana! Dia harus bertanggung jawab!

Fishah mengusap air matanya kasar, berjalan keluar kelas dengan langkah cepat. Terus berjalan tanpa menghiraukan sindiran pedas dan sorot mata sinis dari setiap murid SMA Garuda di sepanjang koridor yang ia lewati. Ia sudah tidak tahan dengan kelakuan Nana. Nana sudah merusak rencana sekaligus nama baiknya.

Fishah berhenti di depan ruang kelas X IPA 3. Mendekati 2 cewek tengah menyapu di depan pintu. "Mana Nana?"

Cewek yang memegang sapu tak langsung menjawab, diam mengamati penampilan Fishah yang jauh dari kata mempesona seperti biasanya.

"Mana Nana?" ulang Fishah menekankan setiap kata.

"Di dalam," jawab si cewek singkat lalu melanjutkan menyapu.

Tanpa babibu, Fishah masuk ke ruangan. Menerobos dengan tidak sopannya. Alhasil, 2 cewek itu kesal bukan main karena tumpukan sampah kocar-kacir sebab injakan sepatu mahal Fishah.

"Lo punya otak gak sih?! Udah tau gue lagi piket."

"Iya tuh! Nyelonong aja kayak kebo!"

Fishah menebalkan kedua telinganya, acuh. Asal kalian tahu saja, kalau bukan karena Nana ia tidak sudi masuk ruangan ini. Because what? ada Nara dan Asep di dalamnya--pengacau hidupnya.

Kedua matanya yang sembab dan masih basah menelisik ke penjuru ruangan. Tak butuh waktu lama, yang dicarinya ketemu.Segera ia berjalan ke deretan bangku paling belakang, menghampiri Nana sedang duduk memunggunginya di atas meja sementara sekelilingnya ada 4 cowok terus melemparkan gombalan-gombalan maut. Dasar cabe! Sekali cabe tetep aja cabe!

Braakk!!

Fishah menggebrak meja yang Nana duduki, membuat Nana dan keempat cowok di sana berjingkat kaget.

Nana melototkan matanya marah lalu turun dari meja. "NGAPAIN LO GEBRAK-GEBRAK MEJA GUE HAH?!"

"BUSUK!" balas Fishah berteriak marah.

Nana mendorong bahu Fishah keras sampai Fishah terdorong ke belakang. "Cari gara-gara lo sama gue!"

Fishah membalas mendorong bahu Nana lebih keras. "LO YANG CARI MASALAH!"

Nana hendak mendorong bahu Fishah lebih keras namun dengan sigap Fishah mencekalnya. "Ikut gue! Gue mau bicara 4 mata sama lo," ujar Fishah mengibaskan tangan Nana.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang