47 (2) Menghindar

4.9K 225 12
                                    

Happy Reading!
*Dont forget to press vote(:

^^^-^^^

Gerald memelankan laju motornya ketika roda motornya berputar di atas tanah SMA Garuda. Hari ini ia tidak datang pagi seperti sebelum-sebelumnya, hampir saja kesiangan jika Mak Yati tidak teriak-teriak di depan kamarnya. Dan kini cowok tampan itu merasa sangat mengantuk. Kalau dihitung-hitung ia hanya tidur kurang lebih 5 jam. Tidak salah jika sekarang mukanya nampak lusuh.

Gerald berjalan santai menelusuri koridor dengan matanya yang sayu. Mengabaikan pandangan heran dari beberapa siswa yang berpapasan dengannya. Karena Gerald sendiri pun tak kalah heran mengapa ia dipandangi sampai segitunya. Namun cowok itu memilih bungkam--bodo amatlah.

Gerald masuk di kelasnya yang telah ramai. Segera duduk di bangkunya tak peduli akan panggilan Ricco.

Ricco berdiri dari bangkunya, mencampakkan buku tulis Matematika milik Sri yang ia jadikan contekan. "Ral! Ral!" teriak Ricco menghampiri Gerald.

Alhasil, Sri yang melihatnya jadi emosi sendiri. "RICCO! LO KURANG AJAR BANGET SIH! UDAH MINJEM, BUKU GUE DIANGGURIN GITU AJA! RICCO! RICCO! IH AWAS LO YAAAA?!"

"Berisik!" balas teriak Ricco dari bangku Gerald.

"YA UDAH GAK USAH NYONTEK PR GUE LAGI! DASAR SEMPRUL!" balas Sri marah mengambil buku tulisnya untuk ia amankan.

Ricco menelan salivanya dengan susah payah. Mampus Sri marah. Gak ada lagi yang memberinya contekan.
"YA YA SORRY SRII. GUE MASIH ADA PERLU NIH SAMA GERALD.." ucap Ricco memelas.

"BODO!"

Ricco tersenyum kecut atas balasan Sri. "Alah ya wes ben. Gue kagak peduli," ujarnya pasrah. Kembali fokus dengan tujuan awal, mengklarifikasi topik hangat anak-anak SMA Garuda.

"Bener apa yang diomongin orang-orang?" tanya Ricco to the point.

"Apanya?" tanya Gerald tak paham.

"Lo putus? Sama Nara?" sahut Rafan berdiri di belakang Ricco masih menggendong tas--baru datang.

"EH ANJIR! Ngagetin gue aja lo!" semprot Ricco kepada Rafan.

Rafan memandang Ricco sekilas, fokus lagi dengan Gerald. "Bener?"

Gerald berdehem malas. Cowok itu memejamkan mata rapat dan bersandar di kursinya dengan kedua tangan ia lipat depan dada. "Gak usah dibahas."

Rafan duduk di bangkunya, sebelah Gerald, kawan sebangku. "Kok bisa? Kalau Fishah?" tanya Rafan tak memandang Gerald, malah memandang Ricco yang menyuguhkan ekspresi penasaran juga.

Gerald membuka matanya, pandangannya lurus ke depan. "Yang lo denger dari anak-anak apa?"

"Ya-ya ituu.. lo putus sama Nara," jawab Rafan.

"Lagi?" tanya Gerald.

"Lo selingkuh sama Fishah?" sahut Ricco menyerobot.

Gerald menghela napas berat. "Lo jangan salah paham dulu. Syukur deh lo berdua ngerti dan mau bicara baik-baik sama gue. Tapi tentang Fishah, emang iya. Apa yang mereka omongin bener," jelas Gerald tegas.

Ricco terhenyak mendengar penjelasan Gerald. Sorot matanya pun nampak kelabu, hanya saja Ricco masih diam. Membiarkan Gerald berbicara lebih jauh, meski hatinya menyiratkan kekecewaan. Nyatanya, cewek yang ia sukai malah suka kepada temannya sendiri.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang