Happy Reading!
^^^-^^^
Gue gak mau janji buat bikin dia bahagia.
Tapi percayalah, cinta gue murni gak pingin buat dia terluka.
^^^_^^^
"Mau jadi cewek gue?"
"Mau jadi cewek gue?"
"Mau jadi cewek gue?"
Dari setengah jam yang lalu Nara tidak bisa diam. Sepasang kaki jenjangnya menendang-nendang ke segala arah hingga ranjangnya terguncang. Membuat siapa saja yang melihatnya akan gemas ingin mengikat kakinya.
"Anjir!" geramnya pelan berusaha memejamkan mata.
Cewek itu tak bisa beristirahat dengan tenang, padahal waktu menunjukkan pukul 24.23.Sudah waktunya tidur, tapi ia sibuk membolak-balikkan tubuhnya seraya memeluk guling. Kemudian ia berganti posisi jadi meringkuk dengan telinga ditutup dengan kedua tangan. Sial! Pertanyaan konyol itu seperti kaset rusak. Sungguh mengganggu!
Nara membuang guling ke samping ranjang. "Aarggh!!" teriak Nara frustasi spontan duduk dengan rambut acak-acakkan.
Mata sayunya memancarkan aura misterius. "Awas lo! Besok gue tolak! Biar tau rasa!" ucapnya sakartis.
"Mau jadi cewek gue?"
"Mau jadi cewek gue?"
Nara memejamkan mata lelah. Mengapa suara itu tak kunjung sirna?
Nara menoleh ke laci, menggapai ponselnya dan sebuah headset. "Itu suara udah kayak mak lampir. Budeg kuping gue dengernya," katanya berbicara sendiri sembari memakai headset.
Nara melompat ke atas kasur. "Ketos sialan! Terima? Cih," remehnya berupaya tidur dengan lagu Justin Bieber yang mengalun di indra pendengarannya.
^^^-^^^
Suara siulan diiringi gemricik air menguar di balik ruangan kecil di sudut kamar. Beberapa saat kemudian suara tersebut mendadak hilang dan diikuti dengan keluarnya putra semata wayang Keluarga Joffano. Gerald keluar dengan mengenakan seragam sekolah lengkap. Mendekati cermin setengah badan seraya mengenakan arloji cokelat.
Cermin itu memantulkan bayangan matanya yang tajam dipenuhi binar-binar aneh. Tanpa sadar ia tersenyum kecil. Pikirannya jauh melayang pada kejadian tadi malam. Sejauh ini tak ada yang bisa meruntuhkan hatinya. Hatinya yang membatu perlahan mencair. Ia sendiri tak percaya bisa menyatakan perasaan kepada Nara apalagi menggombal. Normal sih kalau cowok menyatakan cinta kepada cewek. Tapi untuk Gerald, ini langka dan pertama kali.
Perasaan tak suka yang ia tahan-tahan sejak melihat kedekatan Nara dan Rendra membuat dadanya sesak. Ia pikir, ia harus mengeluarkan hak paten untuk sesuatu yang memang jadi miliknya.
Gerald menggapai tas ranselnya dan jaket levis. Lalu turun ke bawah untuk sarapan. Alangkah kagetnya ia melihat Ricco duduk manis bersama kedua orang tuanya.
"Hehe iya tante. Masakan Tante enak banget," puji Ricco menyeruput kuah sup iga buatan Tante Andini.
Tante Andini tertawa renyah, "Bisa aja kamu ini. Abang aja gak pernah ngomong masakan tante enak. Ya kan Pa?"
Om Johan mengangguk, "Bener-bener."
"Enak di lidah, gak cuma di mulut," sahut Gerald seraya meletakkan tas ranselnya dan duduk di samping Ricco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinnara (COMPLETED)
Teen FictionHighest Rank #1 Manu Martin *** Vinnara Renova siswi kelas X SMA Garuda. Cewek penyandang gelar 'junior kurang ajar'. Ia semakin terkenal ketika rahasia yang ia tutupi selama ini terbongkar. Tak ayal, h...