Yuhuuuu!!
VINNARA kam to the bek(:
Ini adalah chapter terakhir VINNARA
Jadi...
Boleh ya saya minta vote dan komen sebanyak-banyaknya((:
Oke, langsung cuss aja baca^-^
Selamat membacaaaaaa <3^^^-^^^
Ricco dan Gerald duduk santai di bangku pinggir lapangan. Bukan keluar kelas saat KBM berlangsung, tapi memang saatnya jam istirahat.
"FAN OPER SAMMY FAM! YA SAMMY! YO YO TENDANG! TENDANG! AAHHH.. GAK GOAL MAANNN!" teriak Ricco antusias.
Ricco menoleh Gerald sekilas. "Tendangan Sammy keras banget, bahaya kalo disuruh nendang pas pinalti.. tiang," gumamnya bermuka serius ala pecinta bola.
Gerald mengangguk. Tak menjawab, sedari tadi mulutnya bergerak kecil, dengan kesepuluh jarinya yang tidak bisa diam.
"Ral lo ngapain sih? Dzikir-an?" heran Ricco.
Gerald menggeleng dengan mata fokus menyaksikan permainan bola Rafan dkk. "Periodik."
Ricco menaikkan sebelah alis. "Hah? Periodik? Perpetual maksud lo? Lo belajar metode akuntansi?"
Gerald menatap Ricco santai. "Tabel periodik. Bukan akuntansi."
Ricco memutar bola mata malas. "Ck alah lo belajar mulu. Udah pinter juga. Gue kira dzikir-an."
"Bakal ada olim lagi, selama gue masih kelas 11, gue yang bakal diajuin, kecuali kelas 12, dipensiunin," jelas Gerald.
Ricco membulatkan mulutnya. "Lo kan satu tim sama Fishah, lo ajarin dia sampek pinter ya, awas kalo gak! Gue sebagai cowoknya bakalan maju!"
"Cewek lo udah pinter. Ngapain gue ajarin. Kayaknya lo jodoh sama dia," kata Gerald membuat wajah Ricco berseri-seri.
"Lo emang teman terbaik gue. Makasih atas doanya. Btw, lo kok bisa nebak gue berjodoh sama Fishah?"
"Karena lo pemalas," jawab Gerald santai.
Ricco memonyongkan bibir sebal. So, Gerald terbahak melihatnya.
"Tuhan ngasih jodoh itu untuk saling melengkapi.. Fishah pinter dan lo-.."
"Lo apa? Lo apa? Eh tapi.. harusnya gue yang lebih bisa dong, kan nanti gue yang ajarin dia, biar romantiiis. Mantap gak tuh?"
Gerald mengangguk kecil seraya memejamkan mata. "Yoi!"
"RAFAAAAANN! HUUUUUUU!! CEMUNGUT RAFAN UNYUUU! SEMANGKA! SEMANGAT KAKAK! GO RAFAN GO RAFAN GO!"
Percakapan Gerald dan Ricco terhenti mendengar teriakan melengking Netta yang menggema di lapangan. Keberadaan cewek bule itu cukup menarik perhatian. Sebab, selama ini yang Netta terkenal akan dirinya yang senang mencari perhatian Gerald, tau-tau sudah pindah hati ke temannya alias Rafan.
Rafan menghentikan permainannya. Menatap kesal Netta. "Duh ngapain sih lo pake teriak-teriak segala? Suara lo bikin gawang jebol."
Netta berlari ke tengah lapangan menghampiri Rafan. "Ih kejam banget sih ngomongnya.. gue kan nyemangatin lo main bolaaa."
Rafan menendang bola ke teman-temannya. "Gue bubar aja lah. Udah mau masuk juga."
"Oke lah. BUBAR OI BUBAR!" sahut teman-temannya.
"LHO FAN GAK DILANJUTIN MAIN BOLANYA?" teriak Netta tak digubris oleh Rafan.
Rafan berjalan ke arah Gerald dan Rafan. Mengacuhkan Netta yang mengekorinya.
"Ada minum gak?" tanya Rafan seraya mengusap jidatnya yang basah karena keringat.
"Ada kok! Gue udah siapin!" sahut Netta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinnara (COMPLETED)
Teen FictionHighest Rank #1 Manu Martin *** Vinnara Renova siswi kelas X SMA Garuda. Cewek penyandang gelar 'junior kurang ajar'. Ia semakin terkenal ketika rahasia yang ia tutupi selama ini terbongkar. Tak ayal, h...