32. Mau jadi cewek gue?

6.1K 246 10
                                    

Happy Reading!

Saya saranin baca part terakhir diiringin lagu Armada- Mau Dibawa Kemana. Mungkin cocok hehe.

^^^-^^^

Ceklek! Klek! Klek!

Gerald memasuki ruang OSIS selepas berpamitan pulang lebih dulu kepada Rafan dan Ricco dengan alasan ada urusan mendadak. Bukan maksud mengkhianati sahabat, tapi ia butuh waktu untuk menjelaskan ini semua kepada Rafan dan Ricco.

Hawa dingin air conditioner membelai kulitnya. Mata elangnya terpaku pada Nara yang duduk memangku tas ransel. Dihampirinya cewek itu dan duduk di sampingnya, mengamati Nara yang sibuk memasukkan ponsel dan headsetnya.

Gerald duduk bersandar di kursi. "Ayo! Keburu pak kebun ngecek ruangan," ajak Gerald.

Nara menoleh menghadap Gerald, "Udah dikunci kan?"

"Iya sih. Tapi CCTV nyala," kata Gerald menunjuk CCTV.

Nara melihat CCTV yang ditunjuk Gerald. "Ngeartis sekali-kali boleh dong," kata Nara santai berjalan mendahului Gerald dan berhenti di depan pintu yang terkunci.

Gerald segera membuka pintu tersebut setelah menatap Nara sekilas, "Gue anterin pulang."

"Gue pulang," tolak Nara berjalan menjauhi Gerald. Mengabaikan tawaran mulia Gerald untuk mengantarnya pulang.

Gerald membuang napas pelan. Sepertinya ia harus mencari cara lain. Ingat! Banyak jalan menuju roma. Tiba-tiba cowok itu menganggukan kepalanya berkali-kali seperti telah menimang-nimang sesuatu.

Agaknya terdapat jiwa penguntit yang bersemayam dalam diri Gerald. Sekarang ia ingin mengikuti Nara, sebelum cewek itu berjalan lebih jauh. Tak mau membuang waktu, ia langsung tancap gas dan keluar dari area sekolah.

Muncul kerutan di dahinya melihat halte di seberang sana kosong tak ada satu pun pelajar sekolah, termasuk Nara. Gerald melirik jam tangan Rolex di pergelangan tangan kirinya. Masih jam segini, mustahil bila bis arah ke rumah Nara sudah lewat.

Tanpa sengaja, Gerald melihat sosok mungil berjaket denim di perempatan jalan sedang berboncengan dengan seorang pria di atas motor matic. Itu Nara! Dia menggunakan jasa ojek online. Tapi mau kemana dia? Kenapa naik ojek segala?

Gerald menutup kaca helmnya lalu menarik gas mengikuti Nara dengan jarak terpaut cukup jauh. Gerald tak mengerti mengapa Nara lewat jalan ini. Ini bukan arah ke rumahnya. Tolong jangan anggap Gerald lebay, ia hanya ingin memastikan apa Nara berada pada tempat yang aman atau tidak.

Setelah seperempat jam bergelut dengan kemacetan dan hawa panas, kini ia sampai di tempat. Gerald mematikan mesin motornya agar suara bisingnya tidak terdengar Nara. Untuk kesekian kalinya Gerald mengedarkan pandangan aneh dengan tempat ini. Di bawah fly over dengan tembok penuh dengan coretan grafity. Ia juga melihat beberapa pengemis dan anak jalanan tersebar di pinggir jalan.

Gerald mengikuti Nara dengan motornya yang mati. Cowok itu memilih mengamankan diri di belakang tiang fly over besar. Gerald melepas helmnya dan menaruh di atas jok motor.

"Siapa mereka?" monolognya mengamati Nara dengan 5 orang anak-anak dan-Rendra.

Seketika rasa sesak memenuhi rongga dadanya. Mengapa harus Rendra? Sebenarnya Rendra itu siapa? Apa mereka harus sedekat itu? Apalagi posisi mereka sekarang, Rendra itu tidak tahu diri ya? Memangnya dia siapa berani mengacak-acak rambut Nara, seperti sepasang kekasih saja!

Meski begitu, Gerald bersikeras mengamati Nara. Ia harus tahu mengapa Nara ada di sana dan buat apa. Gerald melihat Nara berdiri dan berteriak dengan suara cempereng khas remaja.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang