50. Rafishah Diandra (1)

5K 197 33
                                    

Happy Reading!

^^^-^^^

Tiada insan yang berniat dusta.
Adanya tak mau mengalah.

^^^-^^^

Masih di sini. Di toilet wanita, Fishah berdiri dengan kakinya yang sedikit gemetar. Sebuah ancaman baru saja dilemparkan padanya. Sementara ia? Ia bukanlah tipe cewek famous yang memiki geng-geng hits seperti pada umumnya. Kata 'famous' ia dapatkan karena kepandaian dan kecantikannya di atas rata-rata. Dan bila suatu saat Nana and The Genk menyerangnya, siapa yang akan menjadi tamengnya? Siapa pelindungnya?

Jalan satu-satunya adalah ia harus menuruti persyaratan itu. Menjauhi Gerald. Tapi, apa ia harus melakukan itu? Tolong jangan katakan 'iya'. Ia tidak mau. Ia telah berhasil memisahkan Gerald dengan Nara, jadi haruskah ia mundur begitu saja?

Hei! Bagaimana pun putusnya Nara dan Gerald karena dirinya. Memangnya Nana siapa berani sekali memintanya mundur dan kalah. Tidak ada kata 'menyerah' dalam kamus seorang Rafishah Diandra. Ia harus berjuang lebih keras karena tinggal sedikit lagi Gerald akan menjadi miliknya. Beri saja perhatian lebih dan sikap manis, pasti Gerald tunduk. Jika Gerald bisa menyerahkan hatinya dengan mudah kepada Nara, mengapa kepadanya tidak? Lagi pula ini bukan pertama kalinya menaklukan hati seorang cowok, mudah saja.

Drrrrttt.. Drrrrttt..

Lamunan Fishah terurai begitu saja karena getaran di saku seragamnya. Diambilnya ponsel itu memampangkan sebuah nama Vira Bawel. Segera ia menggeser ikon warna hijau.

"Hallo."

"Ya ampun Fishaaaaah!"

Fishah secepat mungkin menjauhkan ponselnya dari telinganya sebab suara Vira yang kelewat keras.

"Vira! Bisa gak sih gak usah teriak-teriak? Masih untung gendang telinga gue gak jebol," omel Fishah memejamkan mata, menahan kesal.

"Ya sorry. Mendadak gue kehilangan teman sebangku! Lo dimana sekarang? Katanya mau ngajak gue ke kantin, keburu habis jam istirahatnyaaa.."

"Haduh iya-iya bawel! Gue masih di toilet."

"Ya udah cepet sini! Ppali (cepat)! Lo tau gak gu-.."

"Bye!"

Fishah mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Malas meladeni Vira yang super cerewet. Mana kalau ngomong gak pakai kira-kira lagi. Gak di telepon gak ketemu langsung, selalu heboh. Sekali terompet tetaplah terompet.

Fishah keluar dari toilet wanita. Berjalan ke kelas untuk menjemput Vira dan mengajaknya ke kantin bersama. Di belokan koridor, tak sengaja mereka berpapasan dengan Gerald, Rafan dan Ricco. Namun yang membuat Gerald berbeda di hari ini adalah adanya luka-luka lebam membiru dan darah di sudut bibir.

Fishah menghadang Gerald. "Kak Gerald? Itu kenapa.. luka?" Fishah refleks hendak menyentuh luka Gerald.

Gerald membuang muka hingga jari lentik Fishah tak sampai menyentuhnya. Malah melemparkan pandangan datar dan.. dingin.

Rafan menghela napas kasar. Menatap sekilas Ricco yang memalingkan muka dan berakhir pada Fishah.
"Lo bisa minggir gak? Temen gue mau lewat," tanya Rafan ketus.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang