28. Kesempatan Dalam Kebetulan

5.4K 247 9
                                    


Halloooo!! Yang ngefans Na-Rald Couple mana suaranyaaaa??? Wkwkwk

Chapter ini saya bikin full Nara & Gerald.

NB : Check mulmed(;

Happy Reading!

^^^-^^^

Usaha gue buat ngedeketin lo itu

ibarat orang lagi naik becak,

pelan-pelan tapi pasti.

^^^-^^^

Gerald menghentikan tunggangannya setelah memposisikan diri tepat di samping sang wanita. Masa bodoh dengan kuntilanak atau saudara-saudaranya. Yang terpenting adalah siapa wanita berpenampilan mencurigakan ini.

"Hei.." panggil Gerald. Bagai di adegan film-film horor, si wanita menoleh pelan-pelan. Dan.. Eng I Eng.

Gerald menajamkan matanya, "Ra?"

Tak menerima tanggapan apapun dari si wanita, membuat Gerald semakin yakin bahwa yang ada di depannya ini adalah Nara. Sikap cuek dan sorot mata tajam yang nampak dari cela-cela rambut berantakannya sangat mudah dikenali.

Gerald membuka rambut penutup paras Nara yang nampak seperti tirai. Gerald tertegun, bagaimana bisa cewek itu berada di sini sementara gerbang rumahnya dijaga ketat oleh satpam.

Gerald mengerutkan dahi, "Kenapa lo-.."

"Bawa gue pergi," potong Nara.

"Apa?" kaget Gerald.

"Cepetan!" bisik Nara memerintah.

Dengan gerakan cepat Gerald membuka pengaman helm dan memasangkannya di kepala Nara. Sebab, ia tak membawa helm lagi.

"Gak usah nolak. Pake aja," kata Gerald seraya memasangkan helm. "Naik," perintahnya lagi.

Nara menaiki motor Gerald, "Siapa juga yang nolak," jawab Nara membuat Gerald berdehem salah tingkah.

Sepanjang perjalanan kedua remaja itu hanya diam. Gerald yang biasanya betah diam sekarang malah gelisah. Berkali-kali cowok itu melirik Nara melalui kaca spion, mengamati paras cantik Nara yang tengah menikmati semilir angin malam. Nara sendiri sadar akan hal itu.

"Kenapa lo-.."

"Kenapa lo-.."

Entah suatu kebetulan atau apa, Gerald dan Nara bertanya pada detik dan menit yang sama.

"Lo dulu," kata Gerald.

"Kenapa lo ngeliatin gue terus?" tanya Nara khas nada belagunya.

"Gue ngeliatin kendaraan yang di belakang," jawab Gerald tak kalah belagu.

Nara tersenyum remeh, "Masa?"

"Ngapain keluar jam segini?" tanya Gerald mengalihkan pembicaraan. Tak mau ketahuan sudah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

"Laper," jawab Nara singkat.

Gerald menyerap jawaban Nara dalam diam. Tuhan memang Maha Pemurah. Sekarang ia bisa bercakap-cakap dengan Nara bebas tanpa emosi dan rasa bersalah. Walau ia sendiri belum tahu apa Nara sudah membuka hati untuknya atau tidak.

Waktu bergulir begitu cepat. Tak terasa mereka telah sampai pada tujuan, Santarious Restaurant.

Nara turun seraya mencopot helm, "Kenapa lo bawa gue kesini?" heran Nara dengan mata mengamati bangunan cukup ramai di depannya.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang