34. Cowok Nyebelin

6K 245 7
                                    

Happy Reading!

^^^-^^^

Jangan anggap kehilangannya adalah karena kecurangan.

Anggap ini sebuah kesalahan,

kesalahanmu yang selalu menepis perasaan dan harapan.

Kamu tak pantas menyesal.

^^^-^^^

Nara's Band menuruni tangga kayu di samping panggung. Keempat remaja itu tak putus-putus memampangkan ekspresi bahagia yang bisa dilihat dengan jelas oleh seluruh penghuni kafe.

"Gak pernah kita bawain lagu begituan.. Mana penontonnya antusias banget!" kata Andre.

Bima memutar topinya ke belakang. "Iya. Band kita antik man! Btw gue gak nyangka Ra lo bisa nyanyi lagu Cindai, kan banyak nada tingginya," ujar Bima menatap Nara kagum.

Nara tersenyum, "Lagi pengen aja. Bosen nyanyi lagu pop terus."

"Ok-ok," sahut Bima.

Nara mempercepat langkahnya menyusul Rendra yang berjalan mendahului mereka. Nara memukul punggung Rendra pelan. "REN!" panggil Nara.

Rendra hanya tersenyum pada Nara yang berjalan di sisinya.

"Lagi sakit gigi? Sariawan? Apa jangan-jangan lo belum sikat gigi ya? Diem aja dari tadi," tanya Nara dengan nada bercanda.

Bima menyerobot, mengambil tempat di antara Nara dan Rendra.

"Lagi dapet, mungkin bulan kemaren belum dapet," cibir Bima.

"Lo pikir Rendra transgender apa," sahut Andre.

Rendra hanya menggeleng pelan sembari tersenyum kecil lalu berjalan mendahului ke meja.

Rendra memakai jaketnya lantas menggendong tasnya. "Gue cabut dulu guys.."

"Lho? Kenapa? Kok cepet?" tanya Nara berdiri di sebelah Rendra.

Alih-alih menjawab, lagi-lagi Rendra hanya tersenyum kepada Nara.

"Gue cabut," pamit Rendra kepada Bima dan Andre.

"Ngikuutt! Duluan Ra, Ndre, Kak.." teriak Bima terburu-buru mengambil jaketnya di sandaran kursi lalu menyusul Rendra.

Andre berdiri menatap Nara dan Gerald bergantian. "Lah? Gue ditinggal nih ceritanya?"

Nara mengangkat bahu, "Rendra kenapa sih? Lo mau pergi juga?"

Andre menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Iya deh. Ya udah. Bye," pamit Andre selepas tersenyum singkat kepada Gerald yang dibalas Gerald senyuman pula.

Nara mendekati bangkunya yang berada di samping Gerald.

"Pada kenapa sih? Aneh banget.." gerutu Nara pelan.

Gerald tersenyum tipis. "Mungkin ada masalah," ujar Gerald.

Gerald tahu siapa yang membuat mood Rendra sejatuh itu. Dia sendiri yang menjatuhkannya. Rasa suka yang Rendra tujukan kepada Nara sangat mudah Gerald baca. Wajar jika Rendra patah hati, karena Nara telah menjadi miliknya.

"Hah? Masa sih? Biasanya kalo ada apa-apa cerita ke gue, Bima atau Andre. Asli aneh beneran tuh anak," ujar Nara sakartis.

"Aku pesenin makan ya?" tawar Gerald tak mau membahas Rendra.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang