Happy Reading
^^^-^^^
Nara segera berlari menuju lokernya begitu pelajaran olahraga selesai. Seragam putih abu-abu itu ia simpan di loker. Kakinya terus melangkah menuju loker C. Karena nomor lokernya adalah C35.
Tangan mungilnya membuka pintu loker dengan terburu-buru. Keanehan hadir saat ia melihat isi loker. Seingatnya, ia hanya mengisi loker kosong itu dengan seragam. Tapi di sana terdapat sesuatu yang jelas bukan miliknya.
Segelas teh poci hangat bertengger manis di sebelah seragamnya. Diambilnya teh poci hangat itu.
"Punya siapa?" gumamnya.
Matanya menangkap secarik kertas sobekan. Bukan surat cinta yang pada umumnya tertulis di kertas warna-warni. Hanya sobekan dari ujung selembar buku tulis.
Habisin. Biar sakitnya mendingan.
Nara memutar-mutar gelas teh poci itu. Gelas teh poci yang transparan memberinya kesempatan untuk mengamati apa saja yang terkandung di dalamnya.
"Ini aman gue minum? Halal kan? Gak ada sianidanya kan? Jangan-jangan air kencing kuda lagi nih."
Ya Tuhan! Mulut cewek itu sama licinnya dengan mulut Rafan. Masih mending Rafan cuma asal nyeplos. Lha nih cewek? Ckckck..tobat-tobat.
Bukannya ia tak tahu terima kasih. Ia sangat berterima kasih. Hanya.. aneh saja. Tak biasanya ada orang yang berbaik hati untuknya. Ternyata Tuhan masih menyisakan orang baik di dunia. Ia pikir hanya orang munafik dan jahat saja yang ada.
"Gue minum aja deh."
Perutnya terasa lebih baik setelah minum teh hangat. Memang bukan obat, tapi itu membantu meredakan rasa sakit. Terukir lengkungan tipis di bibir cherrynya.
"Thanks, buat siapa pun yang ngasih ini buat gue," ujarnya pada gelas teh yang ia pegang seolah-olah ia berbicara dengan pemberi teh secara langsung.
^^^-^^^
Bahagia itu simpel kok. Dapat jamkos aja udah seneng banget. Dan hal itu berlaku bagi para penghuni kelas XI IPA 3.
"Eh Sri! Woi Sri! Yaelah SRIIIIIII!!!" Ricco memanggil seorang gadis berkepang dua yang duduk di bangku paling depan. Naasnya, yang dipanggil tak kunjung menoleh. Dengan terpaksa, Ricco menghampiri Sri.
"Pantesan gue panggil gak nyahut-nyahut," Ricco memutar bola mata malas sebab Sri terlalu asik berkutat dengan ponsel dan headsetnya.
"Sri," ucap Ricco menyentuh bahu Sri.
"Apa Ric?""Gue pinjem kerudung dong."
"Hah? Buat apa?"
"Buat gue lah."
"Iya tau. Tapi buat apa? Bentar lagi mapel agama. Mati gue kalo gak pake kerudung."
"Yaelah bentar doang."
"Ya udah nih," Sri memberikan kerudungnya.
"Oke!"
"Eeehh Ric. Tunggu dulu!"
"Apa lagiiii?"
"Lo gak kutuan kan?"
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan untuknya. Alhasil membuat Ricco mendelikkan mata.
"Eta Terangkanlah! Sekali ini aja gue minjem barang lo," ucapnya dan berlelu meninggalkan Sri.
Lalu Ricco menyembunyikan tubuhnya di bawah meja. Entah apa yang ia lakukan. Beberapa saat kemudian ia kembali muncul dengan kerudung yang sudah dipakai asal-asalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinnara (COMPLETED)
Teen FictionHighest Rank #1 Manu Martin *** Vinnara Renova siswi kelas X SMA Garuda. Cewek penyandang gelar 'junior kurang ajar'. Ia semakin terkenal ketika rahasia yang ia tutupi selama ini terbongkar. Tak ayal, h...