57. Masih Peduli

5.9K 177 7
                                    

Happy Reading!
*sorry for typo(:

^^^-^^^

Sri menyapu belakang kelas dengan malas. Sesekali ia hentakan kedua kakinya karena kesal pada cowok seberang sana, Ricco.

Sudah 2 minggu terakhir ia dan Ricco bertengkar. Masih dengan perkara yang sama, buku tugas Matematikanya yang dijadikan bahan contekan oleh Ricco.

Sri menukikkan kedua alisnya kesal. "RICCO! Jangan santai-santai aja dong! Sapu deretan yang sebelah sana! Itu belum bersih! Gue juga mau keleus piket cuma megang serok doang!" teriak Sri.

Ricco berdiri bersandar di kusen pintu kelas memandang Sri dengan muka datar. Kedua tangannya memegang gagang serok sampah. Menganggap lalu omelan Sri.

Alhasil, Sri kembali berteriak marah. "RICCO! RICCOOO! LO TUH YA! IH KESEL GUE SAMA LO! DIAJAK NGOMONG GAK NYAHUT-NYAHUT! MUKA DATAR LO ITU JELEK BINGITZ!"

Ricco memutar bola matanya jengah. Menatap Sri yang menyapu sambil cemberut. "Diem dong sayang. Kamu pagi-pagi udah cerewet aja sih. Aa' pusing dengernya.." sahut Ricco dengan suara bass-nya yang menggelikan.

Sebagian teman-temannya yang sudah ada di dalam kelas malah bersorak. Ada juga yang tertawa. Bagi mereka, pertengkaran Ricco dan Sri adalah suatu hiburan. Sri yang tukang pemarah. Dan Ricco yang tukang selengekan. Kelas semakin ramai dibuatnya.

"Eciyeee ciyeee! Jadian nih! Jadiaaaannn! Cocok dong! Teman sebangku rasa pacar! PJ! PJ!" sorak yang lain.

Sri berjingkrak-jingkrak heboh. "IH! MALES BANGET! JIJIK GUEEE! Najong banget pacaran sama cowok yang hobi nyontek kayak diaa!" katanya melirik Ricco sinis.

"Sama saya juga," sahut Ricco santai.

Beberapa saat kemudian, Rafan datang menerobos ke kelas dengan gaya songongnya. Namun tak sesongong Ricco.

"Permisi permisi! Orang ganteng lewaaatt!" kata Rafan masuk ke kelas melewati Ricco.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.." sahut Ricco melihat Rafan duduk di bangkunya.

Rafan yang mendengar itu langsung menyengir, sindir alus. "Hehe, Assalamualaikum.." katanya sembari menaruh tas di bangku.

"Wa'alaikumsalam," sahut teman-temannya lirih.

"Nih! Lo serok nih! Dasar pemalas!" suruh Sri menyapu kotoran yang sudah ia posisikan tepat di depan serok. Lalu cewek itu pergi ke belakang kelas menaruh kembali sapunya ke tempat semula.

Ricco memandang Sri yang menjauh dan seroknya bergantian. "Anjay! Perhitungan amat tuh cewek! Ngambek mulu kerjaannya," gerutunya.

"EITTSS! RICCO ALEXANDER! GUE DENGER YA LO NGOMONG APAA!"

"GUE KAGAK PEDULI SRI REJEKI! NGAMBEK-NGAMBEK SANA SEPUAS LO! MUMPUNG NGAMBEK MASIH GRATIS TIS TIS," balas Ricco mulai kesal.

"Haissh! Ricco kampret!"

Ricco menyapu kotoran itu dalam diam. Ia cukup sebal dengan Sri, sudah minta maaf tapi masih saja marah-marah. Manusia kan tempatnya salah dan dosa.

Bunga, Si teman dekat Sri sekaligus bendahara kelas nyelonong ke kelas melewati Ricco yang menyerok sampah.
"Good morning happy people," katanya lebay berlagak seperti host.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang