56. Yang Datang dan Pergi

5.5K 206 13
                                    

Hai Hai Kim kambeeekkk!
Makasih buat yang udah setia dan sabar buanget nungguin Vinnara update
*tebar2kissbye
Gak nyangka juga tinggal beberapa chapter lagi Vinnara tamat lho.
Mau tau endingnya gimana? So, stay terus sama Vinnara ya ;)
Selamat membaca!

^^^-^^^
Tak ada hati yang sehat-sehat saja ketika ditinggalkan oleh orang yang disayang.

^^^-^^^


Deretan papan bunga berisi ungkapan duka cita menghiasi pekarangan luas rumah Keluarga Mr. Reyhan. Suasana berkabung kental terasa.  Banyak orang datang untuk melayat jenazah Ny. Desi yang rata-rata dari para kolega dan teman sosialitanya. Ada pun dari para guru dan teman-teman dari SMA Garuda.

Tak mampu dipungkiri, berita kematian beliau memunculkan gunjingan-gunjingan. Ketiadaan klarifikasi apapun dari Keluarga Reyhan Pradana menjadi penyebabnya. Alhasil, hal itu menimbulkan tanda tanya besar dari berbagai pihak. Pasalnya, bagaimana bisa wanita secantik beliau meninggal dengan cara seperti itu? Kehidupannya yang terkenal glamour dan serba kecukupan tidak mungkin membuatnya mati tragis seperti itu kan?

Kini di ruang tamu tersisa Nara dan Gerald sebab acara pemakaman sudah dilaksanakan 2 jam yang lalu. Rafan dan Ricco juga baru pulang 15 menit yang lalu. Suasana menjadi sangat hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Gerald sudah berusaha menghibur hati cewek itu dengan mengajaknya mengobrol ringan, namun Nara selalu membalasnya dengan senyum tipis. Gerald tidak bodoh. Ia tahu, mantan kekasihnya itu butuh waktu untuk menenangkan hati dan juga pikirannya. Jadilah, Gerald memilih menemani Nara dalam diam. Dan dalam diam pula, tak henti-hentinya ia membidik segala pergerakan kecil Nara melalui lensa matanya. Merasa iba, sedih sekaligus rindu yang sulit bagi Gerald untuk diungkapkan.

Nara sendiri terlalu sibuk dengan pikirannya. Bahkan tak sadar saat Gerald memperhatikannya secara blak-blakan. Cewek itu memilih menatap sendu sang Ayah yang tengah menyalami rekan kerjanya dengan tabah. Meski ia tahu, hati sang Ayah tak mungkin baik-baik saja.

"Terima kasih Pak Dodit sudah kemari jauh-jauh dari Surabaya," kata Mr. Reyhan ramah.

Pak Dodit tersenyum hangat, menepuk pelan pundak Mr. Reyhan. "Sama-sama. Kalau begitu saya pamit."

Mr. Reyhan mengangguk. "Iya-iya. Hati-hati. Terima kasih banyak."

Pak Dodit mengangguk. "Assalamualaikum," salamnya lalu melesat ke mobilnya.

"Wa'alaikumsalam."

Seperginya Pak Dodit, Mr. Reyhan masuk ke dalam rumah. Kedua netranya sempat bertemu pandang dengan netra Nara yang memerah. Mr. Reyhan tersenyum, seakan-akan senyum itu menunjukkan bahwa beliau baik-baik saja lalu masuk ke kamarnya.

Nara menunduk seraya menghela napas pelan. Nyatanya merelakan seseorang untuk pergi bukanlah suatu hal yang mudah. Ia terkejut dan sakit hati.tentu saja ketika mengetahui fakta bahwa Alm. Mama Desi berencana membunuhnya. Dalam hati yang terdalam, ia masih tak mengerti mengapa Mamanya sangat membencinya. Tak ada setitik kebencian darinya untuk Mamanya itu. Ia sangat menyayangi Mama Desi seperti Bunda kandungnya sendiri.

Ketika Ayahnya memperkenalkan Ny. Desi sebagai Mama barunya, ia bahagia sekali. Apalagi ketika mengetahui bahwa ia memiliki seorang adik perempuan bernama Fishah.. bahagianya bukan main. Itu artinya ia tak akan kesepian. Ia akan memiliki keluarga yang lengkap.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang