41. Teka-Teki

5.3K 221 11
                                    

Happy Reading!

*sorry for typo.

^^^_^^^

"Beri aku sinyal jika aku masih menjadi bagian dalam hidupmu.

Tidak untuk mencariku demi memenuhi rasa sesalmu.

Tapi carilah aku bila memang jiwa dan ragamu merindukanku.

Rindu yang benar-benar rindu, bukan sekedar untaian katamu."

^^^-^^^

Suatu keharusan melihat siswa-siswi duduk lesehan di sepanjang koridor seperti sekarang padahal bel istirahat baru berdering 5 menit yang lalu. Entah bagaimana bisa mereka bergerak secepat itu. Semacam booking tempat di restaurant mahal. Jenuh, sesak dan pusing menjadi faktor kuat untuk tidak bertahan di dalam kelas lebih lama. Berada di ruang kelas membuat mereka selalu dan selalu ingat banyak tugas terbengkalai yang melambai minta diselesaikan.

Melihat Gerald berjalan di lantai koridor bak melihat seorang model catwalk yang dikelilingi deretan penggemar. Status Gerald yang berstatus sold out pun tidak jadi hambatan untuk cewek-cewek SMA Garuda, yang ada mereka malah semakin gencar mendekati Gerald. Untung mental Gerald mental baja, kuat dan kaku. Bukan mental tempe yang lembek dan mudah hancur. So, berbagai rayuan serasa memantul karena sangking kuatnya pertahanan yang Gerald miliki. Dia masih ingat betul masih ada Nara di hatinya. Nara ceweknya. Dan dia cowok Nara.

Gerald berdiri di depan pintu kelas mengamati sang kekasih yang masih fokus menuliskan deretan kalimat dengan gerakan cepat di buku tulisnya. Gerald bisa melihat raut tegang sang kekasih ketika menulis, kedua alisnya saling bertaut dengan bibir mengerucut, menggemaskan seperti anak kecil.

Gerald mengalihkan perhatiannya mengamati seorang cowok yang ia ketahui sebagai kapten Futsal SMA Garuda berdiri di depan papan tulis seraya menggendong tumpukan buku. Dia adalah Arlan, ketua kelas Nara.

"UDAH SEMUA NIH TUGASNYA? GUE BAWA KE RUANG GURU."

"EH BENTAR DONG! GUE MASIH NGERJAIN TOLOL!" teriak Nara marah sembari menulis cepat.

"WEE!! Santaaii," gurau Arlan. "Iya-iya gue tungguin, tapi agak cepet dikit lah.."

Nara berdiri dari bangkunya lalu mendekati Arlan dengan tatapan matanya yang tajam. "BAWEL! SINI-SINI GUE AJA YANG NARUH DI RUANG GURU!" kata Nara mengambil alih tumpukan buku yang digendong Arlan.

"Baik banget lu ah! Ya gitu dong, kalo telat nugas harus tau diri.. Bawa ruang guru yaa.. Gue mau ngantin," ujar Arlan sembari berjalan keluar kelas.

"Gue emang tau diri. Emang lo? Gak tau diri," gerutu Nara sibuk merapikan tumpukan buku yang sempat berantakan.

"Jemput cowok lo nih," ucap Arlan berdiri di depan Gerald. Arlan tersenyum kepada Gerald, "Halloo mas ketos," canda Arlan dibalas senyum manis oleh Gerald.

Nara melihat arah pandang Arlan. Nara baru sadar jika Gerald sudah berdiri di sana, entah sudah berapa lama.

Sammy mendorong tubuh Arlan. "Ayo dong lu! Malah berhenti depan pintu. Macet nih!" gerutu Sammy.

Aldi dan Ardi menyahut, "Iya nih!"

"YA udah gue cabut dulu ye? Babay Nara jutek!" ejek Arlan tak peduli tatapan GErald kepadanya lalu pergi bersama Sammy, Ardi dan Aldi.

"Ish," desis Nara kesal.

Seperginya Arlan dkk, Gerald menghampiri Nara mengambil alih buku-buku yang dibawa Nara. "Biar aku aja. Ayo," ajak Gerald berjalan mendahului Nara.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang