4. Thanks

9.5K 561 110
                                    

Happy Reading

Mobil mewah Mr. Reyhan memasuki kawasan perumahan elite yang bisa terbilang merupakan golongan rakyat menengah ke atas.

Tiin Tiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiin Tiin

Klakson mobil Mr. Reyhan memenuhi segala penjuru rumah. Pak Dadang satpam kesayangan Mr. Reyhan membuka gerbang dengan terburu-buru, tak ingin tuannya menunggu lama. Setelah mobil mewah itu terparkir di samping rumah. Keduanya turun melenggang masuk ke dalam sebuah rumah mewah. Jika dilihat-lihat bentuknya bukan seperti rumah. Melainkan, istana. Berlebihan bukan. Tapi memang begitu adanya.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.. Ayah, Fishah, sudah pulang?"

"Sudah ma.."

"Ya sudah kalau begitu kalian mandi gih. Terus turun kesini. Makan. Nih mama sama Bi Wati udah masakin yang enak-enak."

"Arraseo Eomma," jawab Fishah semangat menggunakan bahasa korea. Cewek itu memang fanatik dengan hal-hal berbau Korea. Wajahnya yang sedikit terlihat chinese semakin membuatnya pede kalau dia bisa saja menjadi istri Taeyong suatu saat nanti. Ck ck ck miris banget ya pemirsah.

20 menit kemudian

Ketiganya sudah berkumpul di meja makan. Menikmati hidangan yang sudah disiapkan sedari tadi. Mereka makan dengan penuh khidmat. Sesekali mereka bercengkerama ringan.

"Fishah gimana sekolah kamu tadi?"

"Enak kok ma.. Menarik.."

"Ohh.. menarik. Yang menarik sekolahnya apa temen cowoknya?" goda Mr. Reyhan. Ucapan Mr. Reyhan membuatnya teringat dengan Geraldo Joffano. Seniornya yang berhasil menarik perhatiannya di setiap waktu.

"Enggak kok yah. Gak ada yang spesial temen cowok Fishah" ia masih sempat-sempatnya membantah dengan pipi bersemu merah.

"Lho ngomong-ngomong Nara kok gak diajak pulang sekalian?" tanya lembut Ny. Desi

"I-itu.." jawab Fishah bingung harus menjawab apa.

"Nanti dia juga pulang," ucap Mr. Reyhan sinis seolah tak peduli.

Fishah menghela nafas pelan. Ayahnya selalu bersikap seperti itu kepada Nara. Meski ia tidak terlalu menyukai saudara tirinya. Tetap saja ia merasa iba kepada Nara yang tidak pernah dipedulikan oleh ayahnya. Padahal, Nara adalah anak kandungnya.

Lain halnya dengan Ny. Desi. Ia tertawa di dalam hati. Memang ini yang ia mau. Menyingkirkan anak ingusan itu secara perlahan seperti alm. Raline, ibundanya.

^^^-^^^

"Lo gak papa?" tanya Gerald khawatir setelah berhasil mengusir 2 preman tadi.

"Hmm.." Nara berniat pergi meninggalkan Gerald. Tapi cekalan tangan di tangan kanannya menghentikan langkahnya.

"Pulang bareng gue."

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang