9. Perasaan Aneh

8.3K 449 44
                                    

Happy Reading!!

Dont forget to Vote & Comment ((:

^^^-^^^

Berjuang aja,

karena suatu saat giliran lo yang bakal diperjuangin

^^^-^^^

Mr. Reyhan dan Ny. Desi menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan bersama. Keduanya terkejut dengan keberadaan seorang gadis berkucir kuda sudah duduk manis memainkan ponselnya.

"Kesambet apa kamu? Tumben jam segini ikut sarapan bareng?" tanya Mr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kesambet apa kamu? Tumben jam segini ikut sarapan bareng?" tanya Mr. Reyhan dingin.

"Nara kan penjaga ruang makan yah. Haha... Mama becanda Nara.. Yuk makan semuanya," gurau Ny. Desi. Koreksi, bukan gurau tapi makian.

Nara tak berniat mengeluarkan sepatah kata pun.

"Bi Wati! Boleh minta tolong ambilkan pisau kecil bi. Ini apelnya mau mama kupas."

"Iya nyonya," ucap Bi Wati memberikan pisau kecil

Terlihat Rafishah keluar dari kamarnya sambil menenteng tas. Dia bergabung dengan yang lain untuk sarapan bersama.

"Pagi mama, pagi ayah, pagi kak!" sapa Fishah.

"Pagi sayang," sapa balik Mr. Reyhan

Perut Nara terasa seperti diaduk ketika Fishah menyapanya dengan embel-embel kak. Entah kapan terakhir kali Rafishah memanggilnya kakak? Sepertinya sudah sangat lama. Kak? Cih.. bakat acting lo makin hari makin bagus aja, batin Nara.

"Gimana sekolah kamu sayang?" tanya Mr. Reyhan untuk Fishah.

"Baik kok yah. Sejauh ini sih sekolah Fishah gampang-gampang aja,"

"Gak rugi ayah punya anak kayak kamu," puji Mr. Reyhan

Apa barusan ayah menyindirnya? Ucapan pria berkacamata itu begitu mengenai hatinya. Apa ayahnya berkata demikian karena beliau merasa rugi memiliki putri sepertinya?

Nara menyelesaikan makanannya lebih dulu. Dia berpamitan kepada kedua orang tuanya dan juga Fishah.

"Nara berangkat Yah, Ma, Shah, " ucapnya menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman. Meskipun ia anak kurang ajar, tapi dia cukup tahu sopan santun. Namun, Mr. Reyhan tak menyambut uluran tangannya. Dia menarik napas sedalam-dalamnya berharap bisa menghilangkan sesak yang mendera rongga dada.

"Berangkat aja!" suruh Mr.Reyhan dingin.

"Bi Wati, Nara berangkat sekolah dulu," Nara mengecup lembut punggung tangan kusam Bi Wati.

"Hati-hati Non."

^^^-^^^

Hari Ke-3 MOS SMA Garuda

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang