Hai Hai!! Kim kambeeekkkkkk!!! ^-^
Seminggu ditemenin UTS + Ujian Kejuruan rasanya puyeng level akut wkwk
So, baru bisa up hari ini deh hehe
Selamat Membaca! *maafkan typo yang merajalela
^^^-^^^
"Raline.. Raline istriku.."
Mr. Reyhan menggenggam secarik foto kuning kusam dengan tangan bergetar. Semua kenangan lama begitu sesak mendera rongga dada. Entah sudah berapa lama nama tersebut tak terlantunkan meski dalam batin berteriak rindu. Ego dan gengsi yang terlalu menggunung-gunung itu memaksa hati nurani untuk berdusta.
Kedua mata Mr. Reyhan perlahan memerah dan terbingkai air mata. "Istriku.."
Jreng! Jreng! Jreng!
"Ayah!"
Ayah? Suara itu? Suara itu kembali lagi! Suara itu ada di sini!
Mr. Reyhan menoleh ke kanan. "Nara?" kagetnya.
"Ayah.. bunda Nara cantik kan?"
Mr. Reyhan berdiri dengan rahang menengadah ke bawah. Tak percaya, melihat Nara kecil duduk di kasur empuknya seraya memangku gitar cokelat yang telah berubah jadi serpihan-serpihan.
Mr. Reyhan mendekati Nara kecil yang duduk di kasur empuk. "Nara? Gitar itu.. sudah hancur kan?"
Nara tersenyum lebar meampilkan deretan gigi susunya. "Apa bunda cantik?" tanya Nara kecil sesekali menggesek-gesek senar gitar asal.
Mr. Reyhan mencoba menggapai putri kecilnya. Tak mungkin Nara menyusut jadi sekecil ini. Putrinya telah tumbuh menjadi seorang belia yang menawan. "Nara.."
"Ayah! Nara sayang Ayah!"
Mr. Reyhan tersenyum mendengar suara cempereng Nara kecil. Tak mampu menahan getaran bahagia yang merambat ke sekujur raga, bahkan hingga ke seluruh jiwa. Tekadnya untuk menggenggam pergelangan tangan mungil Nara semakin bulat.
Tapi! Mengapa Naranya tidak bisa di gapai?
Mr. Reyhan menelan ludah dengan susah payah. Mencoba menggengam tangan mungil itu. Namun percuma,bagai menggenggam air. Nara hanya bisa dilihat oleh mata tidak untuk disentuh.
"Nara.. kenapa Ayah gak bisa pegang kamu?" panik Mr. Reyhan menggeleng-gelengkan kepala.
Berupaya mengusir segala pikiran negatif yang menyerang otaknya secara membabi buta. Pikirannya berkecamuk hebat. Siapa bocah manis di depannya ini? Tentu putrinya bukan? Astaga ilusi apa ini? Ini bukan tipuan kan? Mengapa Nara perlahan sirna?
Mr. Reyhan gelagapan. "Nara! Nara!"
"Ayah! Nara di sini! Ayah jangan takut Nara pergi ya.."
Mr. Reyhan membalikkan tubuhnya mendapati Nara berdiri di depan laci seraya menunjuk foto yang masih beliau pegang. Mengapa Nara bisa ada di sana? Bukankah tadi Nara masih di atas kasur?
"Itu foto bunda Nara!" tunjuk Nara dengan wajah polos.
Mr. Reyhan mengangguk kecil sambil melihat selembar foto di tangan kanannya.
"Ayah!"
Mr. Reyhan menoleh ke samping. Ada Nara duduk lesehan sembari memegang boneka Teddy Bear dengan wajah berlelehan air mata. Nara juga ada di sana!
"Hiks.. Hiks.. Kenapa Ayah baru inget bunda? Bunda Nara sudah pergi!"
Kedua mata Mr. Reyhan bulat penuh. Apa ini? Mengapa Nara ada banyak? Mengapa Nara ada dimana-mana? Yang berdiri di depan laci adalah Nara kan? Yang duduk di kasur adalah Nara kan? Yang memegang boneka Teddy Bear juga Nara kan? Lalu, Nara yang sebenarnya dimana? Mengapa di semua tempat ada Nara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinnara (COMPLETED)
Teen FictionHighest Rank #1 Manu Martin *** Vinnara Renova siswi kelas X SMA Garuda. Cewek penyandang gelar 'junior kurang ajar'. Ia semakin terkenal ketika rahasia yang ia tutupi selama ini terbongkar. Tak ayal, h...