Happy Reading!
^^^-^^^
Reyhan berjalan cepat menelusuri rumah besarnya dengan handuk kecil yang mengalung di lehernya. Terlihat beberapa bulir keringat menetes di sudut dahinya. Ini Hari Minggu, kegiatan jogging selalu menjadi rutinitasnya.
"Ibun! Bun!" teriak Reyhan. Matanya ia edarkan ke penjuru rumah, namun tubuh elok sang istri tak kunjung ia dapatkan.
Naluri kuatnya mengatakan bahwa sang istri ada di belakang rumah. Sesegara mungkin Reyhan berjalan ke belakang rumah. Dan benar, wanita berambut hitam lurus itu malah sibuk duduk santai di ayunan sembari memakan buah durian yang dibelinya semalam.
"Bunda!" panggil eyhan berjalan menghampiri Raline.
"Eh Ayah! Baru pulang yah? Capek? Sini duduk sini," kata Raline menepuk pelan ruang kosong di sampingnya.
"Jangan makan durian banyak-banyak," ucap Reyhan.
"Banyak?" tanya Raline melihat mangkok di pangkuannya yang berisi durian. "Gak kok. Ibun cuma makan berapa? Baru 3.." lanjutnya.
"Belum sarapan. Ayo keluar, kita makan di luar.." gandeng Reyhan kepada Raline.
Raline berdiri antusias, "Oke. Bunda ganti dulu. Tunggu yah.." pamitnya berjalan cepat ke dalam rumah.
"Iyaa. Gak usah lari.. kamu habis masuk rumah sakit!" teriak Reyhan geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang istri.
"Iya Yah!"
^^^-^^^
Raline keluar seraya menenteng tas kecil yang memuat ponsel serta dompet. Gaya pakaiannya pun nampak santai hanya mekakai dress dan flat shoes. Ia tak ingin Reyhan komat-komat mengomelinya karena memakai high heels. Ia masih sayang kesehatannya.
Seminggu yang lalu, ia menjalani operasi karena hamil anggur yang dideritanya. Sedih dan hancur. Setiap orang tentu mengidam-idamkan momongan. Namun hal itu hanya kebahagiaan sesaat. Perut Raline yang membuncit layaknya orang mengandung bukanlah berisi janin, melainkan gumpalan daging yang bisa saja mengancam kesuburan rahim dan keselamatannya.
Raline duduk di kursi sebelah reyhan lantas memakai seltbet. "Ayo yah. Kita mau makan dimana?"
"Ayah punya temen SMP, dulu si akrab sama Ayah, tapi waktu SMA kita gak satu sekolah. Denger-denger dia ke Malaysia. Sekarang dia buka restaurant. Kita kesana.." jelas Reyhan.
"Boleh yah."
20 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah restaurant. Kentara sekali bahwa restaurant yang mereka datangi adalah restaurant baru, terlihat banyak ucapan selamat dari papan bunga berjejer-jejer.
Reyhan menggandeng lengan kanan Raline. "Masuk bun."
"Bagus dekorasinya Yah," puji Raline menatap kagum dekorasi restaurant yang dominan warna cokelat merah dan kuning. Terkesan klasik namun tak meninggalkan sisi ekstetiknya.
"Itu temen Ayah," tunjuk Reyhan kepada seorang pria pendek berkacamata tebal. "TONNY!"
Pria bernama Tonny tersebut menatap Reyhan terkejut. "Oh? REYHAN!" katanya senang.
"Apa kabar bung?" tanya Reyhan ramah merangkul pundak pria pendek di depannya.
"Baik-baik. Kau ini.. lama tak jumpa ya?" gurau Tonny seraya membenarkan kacamatanya. Tonny menatap Raline yang tersenyum anggun. "Ini pasti Nyonyamu ya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinnara (COMPLETED)
Teen FictionHighest Rank #1 Manu Martin *** Vinnara Renova siswi kelas X SMA Garuda. Cewek penyandang gelar 'junior kurang ajar'. Ia semakin terkenal ketika rahasia yang ia tutupi selama ini terbongkar. Tak ayal, h...