48. Perkara Hati

5K 214 8
                                    

Hai-hai^-^
Nara-Gerald kambek nih!!
Maafkan authornya yg sibuk dan suka ngebuat kalian nunggu, dahal nunggu tuh gak enak loh :")
Tapi saya pastiin work ini saya next sampai tamat (:
Stay sama Nara-Gerald yaaa <3
*sorry for typo

^^^-^^^

Seorang remaja cantik dengan balutan seragam lengkapnya tengah memoleskan lipgloss berwarna merah bibir. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih pucat, membuatnya nampak lebih segar dari hari kemaren. Ya, semalam tubuh Nara sempat menggigil hingga berakhir demam. Tak ayal hal itu membuat Rendra panik bukan kepalang, pasalnya meski Nara berkata baik-baik saja namun dari seberang telepon Rendra bisa mendengar suara Nara berubah lemah dan bergetar. Alhasil, pukul 22.00 Rendra melesat ke rumah kost Nara dan mendapati cewek itu dalam kondisi demam tinggi.

Namanya juga Rendra, cowok itu cukup keras kepala. Ia memilih menginap di rumah kost Nara demi menjaga cewek itu meski Nara sudah menyuruhnya pulang. Tapi jangan salah sangka dulu, Rendra tahu tempat kok. Ia hanya berjaga di luar dengan ditemani selembar selimut yang dipinjamkan oleh Nara. Sementara Nara tidur di dalam.

Setelah shubuh, Rendra terpaksa pulang ke rumah karena Nara yang menyuruhnya. Nara tahu betul jika Rendra kurang istirahat, bisa dilihat jika Rendra menjaganya seharian penuh.

Nara tidak ingin merepotkan siapa pun. Dia hanya demam, dia masih mampu beraktivitas seperti biasa.

Dengan langkah sedikit lemas, Nara keluar dari rumah kostnya. Mengunci pintu dan memakai sepatu. Kegiatannya terhenti melihat sahabat keras kepalanya duduk di atas motor matic-nya seraya tersenyum lebar.

"Rendra?"

Rendra meringis. "Hehe pagi Naraaa."

Nara memakai sepatunya secepat kilat. Lantas mendekati Rendra. "Kok lo masih di sini? Tadi kan udah gue suruh pulang?" tanya Nara kesal.

"Gue udah pulang kok. Beliin sarapan buat Ayah, terus kesini lagi mau nganterin lo sekolah. Lo kan masih sakit," jawab Rendra tenang mampu melenyapkan kekesalan Nara.

"Nih helmnya." Rendra memberi helm kepada Nara.

Nara memakai helm Rendra dengan perasaan tak enak. "Gak gitunya Ren.. gue cuma gak mau lo kecapekan karena jagain gue seharian penuh."

"Sans kalo sama gue. Cepet naik, kalo lo telat gue gak mau ngebut," ujar Rendra menyalakan mesin motornya. Nara menurut.

Rendra melihat Nara dari kaca spion."Obat lo? Udah di bawa?"

"Udah nih. Di tas."

"Oke meluncuuurr."

"Ih apaan sih Ren. Lebay deh hahaha."

"HAHAHA."

Dua remaja belia itu menikmati perjalanan dengan penuh kehebohan. Pasalnya, tak henti-hentinya Rendra mengoceh dan menggoda Nara karena Nara kepergok memejamkan mata waktu dibonceng. Dibilang Nara tukang tidur lah, masih bocah lah, cewek kebo lah, membuat Nara geram lalu memukul helm yang dipakai Rendra keras-keras. Bukannya marah, cowok drummer itu malah terbahak-bahak. Hmm freak people!

Dengan kecepatan rata-rata keduanya telah sampai di depan gerbang SMA Garuda dalam waktu 15 menit. Lumayan cukup untuk keduanya bertengkar bagai Tom and Jerry di sepanjang perjalanan.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang