43. Mulai berubah

5.2K 216 19
                                    

Happy Reading!

^^^-^^^

Kemaren kamu masih tersenyum kepadaku

Kemaren kamu juga masih berjalan bersamaku.

Membuat rasa cintaku setia membelenggu.

Namun, tak pernah ku tahu apa kesalahanku.

Hari ini kamu menepikanku.

Mengabaikan senyum manisku.

Mengabaikan perhatianku.

Bukan maksud mengusikmu..

Aku hanya perlu tahu..

Apa gerangan yang membuatmu jauh dariku?

Aku hanya takut perasaanmu tak lagi utuh.

Apa aku harus tetap yakin bahwa kamu masih milikku?

^^^-^^^

Ny. Andini memilah tumpukan pakaian mahal di lemari besar berbahan jati miliknya. Melaksanakan kewajiban seorang istri untuk melayani sang suami. Berniat menyiapkan pakaian untuk sang suami yang tengah membersihkan diri.

Ny. Andini menarik sebuah pakaian rumahan berbahan katun berwarna putih dan sebuah celana pendek selutut. Paham bahwa sang suami lebih nyaman memakai pakaian rumahan biasa.

"PA! BAJUNYA UDAH MAMA SIAPIN NIH! MAMA TARUH KASUR AJA YA?" teriak Ny. Andini.

"IYA! TARUH SITU AJA MA!" sahut Mr. Johan dari dalam kamar mandi.

Ny. Andini menaruh setelan pakaian tersebut. Sebuah getaran dari ponsel mahalnya menaraik atensinya. Dihampirinya ponsel mahalnya yang bertengger di atas bantal dan mengangkat panggilan itu.

"Assalamualaikum.."

"Hallo Nyonya. Kabar baik hari iniiii!"

"Kabar baik apa? Udah cepetan to the point aja," kata Ny. Andini curi-curi pandang pada kamar mandi. Waspada jika Mr. Johan keluar secara tiba-tiba.

"Mobil Nyonya udah di-booking orang. Kayaknya sih orang kaya, muda lagi. Dia siap beli berapa aja. Dan kayaknya itu orang.. kenal sama Nyonya. Ngomong-ngomong Nyonya udah sampek mana?"

"Kamu tuh ngomong apa sih? Apanya yang di-booking? Dan.. dan.. sampek mana? Aku gak kemana-mana! Aku di rumah!"

"Lho lho lho. Nyonya Andiniiii. Kan kemaren saya sudah bilang kalau mobilnya dijual. Nyonya sendiri yang bicara di telepon sama saya. Nyonya lupa?"

Ny. Andini membulatkan mata jengkel. "Hah? Telepon? Aku gak dapat telepon dari kamu kemaren!"

"Nyonya Andini, ini gak lucu. Jangan becanda.. terus siapa yang bicara di telepon tadi-..."

"Tunggu-tunggu! Suaranya laki-laki atau perempuan?" potong Ny. Andini tidak sabaran.

"Gak ada suaranya."

Ny. Andini mengernyitan dahi heran. Gak ada suara? Lalu Ando bicara dengan siapa? Aneh bukan? Ny. Andini menggigit bibir bawahnya keras seraya mondar-mandir berpikir bagaimana bisa telepon dari Ando sampai kesini sementara dia tak mengangkat telepon sama sekali. Bahkan satu pesan pun tak ada yang ia terima.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang