Menjadi Gelas

92 4 0
                                    

Aku ingin menjadi satu gelas yang bersih, di lingkari hiasan menarik, sesuai takaran lalu berada di suatu tempat yang sangat istimewa di rumahmu. Aku yakin keberdaanku tidak akan sia-sia kali ini, sebab aku ingin menjadi wadah kehangatanmu di setiap pagi. Menjumpaimu yang baru bangun tidur, lalu mencium bibirmu yang masih ranum. Benar, aku lebih duluan mengecupnya ketimbang cahaya matahari yang ngotot masuk lewat celah gorden jendela kamarmu.

Waktu tengah malam, saat kau mulai lelah. Kau melepas ikat rambutmu, rambutmu tergerai dan aku tengah bersiap menantimu dengan segelas teh hangat. Jari lentik itu tengah meraba lenganku, aku bangga, sebab hanya akulah yang menjadi temanmu sampai kau tertidur lelap nanti.

Aku akan menjelma menjadi apapun. Bisa saja jadi secangkir gelas, pita rambut, kaus kaki, sendok makan atau sabun mandi. Aku sedia jadi apa saja, asal tetap bersamamu. Karena aku hanya ingin pada dirikulah kau tumpahkan segala kekesalan dan kerinduan.

Aku tidak mempunyai niatan buruk. Tidak pula memaksa kau untuk setia bersamaku. Apa gunanya aku selalu ada, sedang kau selalu saja tampak gelisah. Apa gunanya terlalu memaksa hingga banyak hal-hal yang tidak nyaman untuk dirasa. Aku hanya ingin mendampingimu dalam setiap apa-apa saja yang terlewati. Aku ingin menjadi sesuatu yang kau perlukan secara suka rela tanpa ada paksaan.

Untukku semua itu sudah lebih dari cukup. Membuatmu merasa aman dan terlindungi adalah hal terhebat yang pernah aku lakukan. Meski aku terkadang hanya menjadi jelmaan gelas, tidak masalah. Kau adalah tuan semestaku dan aku adalah wadah luapan emosimu.

Mencintaimu Adalah PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang